Selasa, 23 April 2013

Lelaki dalam gua

9 komentar
Dalam buku-buku tentang perbedaan karakter pria dan wanita. Banyak sekali dibahas tentang perbedaan aksi mereka ketika menghadapi stress.
Wanita mengurangi stress dengan cara bicara alias curhat. Bukan dalam rangka mencari solusi, tapi untuk mendapatkan empati. Yang mereka butuhkan adalah seseorang yang memberikan dukungan sekaligus tempat untuk berbagi rasa. Jika tidak mendapatkan itu, dia akan merasa semakin tertekan.

Kebalikan dari itu, pria yang tertekan justru butuh ketenangan. Mereka lebih suka dibiarkan menyendiri. Untuk sementara waktu mereka akan menutup diri dari lingkungan sekitar, mengisolir diri. Bak masuk kedalam gua, dan memutuskan hubungan dengan dunia luar. 

Nah, saat pria sedang berada dalam kondisi ini, wanita seringkali tidak bisa memahami. Wanita menerjemahkan sebagai tanda bahwa prianya  mengacuhkan, tidak menghargai, -atau yang lebih parah- tidak mencintai lagi. Akibatnya, wanita merasa tersinggung dan marah. Bagi sang pria -yang sudah cukup tertekan dengan masalahnya- akan sulit mengontrol emosi, ketika menghadapi kemarahan pasangannya. Bisa anda bayangkan, ketika dua orang yang sama-sama terbakar emosi bertemu. Hhmmm..mungkin seperti bom waktu yang tinggal menunggu saatnya meledak..

Saya sering membaca teori di atas, dan meng-amini-nya. 

Pastinya anda berpikir bahwa semestinya, ketika pasangan sedang bersembunyi di dalam guanya,  saya mampu memahami dan memaklumi, kalo perlu menciptakan situasi yang kondusif. Biar dia bisa bertapa dengan aman dan damai.


But, factually...it's really-really not  as simple as that!
Ternyata..lelaki yang menarik diri itu nggak ada asyiknya sama sekali. Bikin ilfil. Bahkan dalam level akut, bisa menimbulkan bete yang amat sangat.

Lah, bukannya sudah paham teorinya, kok masih gondok juga sih?

Biar pembaca bisa memaklumi perasaan saya, silakan menyimak suara-suara yang sedang adu argumentasi di kepala *setelah dipasangin loud speaker*
Note : 
    • SM  : Suara Malaikat
    • SS   : Suara Setan
    • S      : Saya
SS  : Eh,biasanya kalo kamu lagi ngomong, suamimu dengerin sambil menatap wajahmu. Malah pake peluk-peluk segala. Kok sekarang, liat aja kagak, apalagi ngerespon. Kayaknya dia gak mau denger apa yang kamu omongin.  Menyepelekan banget deh.

S   : Bener banget. Kayak ngomong sama angin. Gondok deh..
*dan seharian saya cuekin dia*

SM  : Yee, siapa tau dia lagi cape, lagi ada yang dipikirin

S   : Iya juga sih
*merasa bersalah..bikinin minum. nemenin makan*

SS  : Kalo emang ada masalah cerita dong, kamu kan bisa bantu. Berarti dia gak percaya kemampuanmu. Tuh..tuh, kalo kamu deketin dia keliatan gak suka. Tidurnya aja munggungin. Eh..kamu tuh gak dibutuhin lagi. Udah, mending jauh-jauh deh. Jangan mau kalah, cuekin ganti. Gengsi dong, masa cewek yang deketin dulu.
*tidur di kamar anak-anak. Pura-pura nemenin terus ketiduran*

SM  : Hei, dia kan lagi setres. Dan kamu udah tau teorinya, pahamin dong. Itu kan kayak kamu kalo lagi mau dateng bulan. Manyun, bete, jutek, muka kamu gak enak diliat.

S    : Iya juga ya...*inget kelakuan kalo pas PMS*
*pindah ke kamar sendiri. euleuh..*

SS  : Yee..beda dong, itu kan karena hormon. Udah, cuekin aja. Kalo dia minta "jatah" jangan dikasih. Mendingan tidur sama anak-anak aja. Salah sendiri. Kayak gitu mah, perlu dikasih pelajaran. Biar dia tahu kalo kamu itu gak bisa diperlakukan semena-mena.

S  : Sudah..sudaaaaaaahhhhhh...diam semuaaaaa!!!!
*SM dan SS kabur ketakutan*

*tarik napas panjang...merenung..*

Ya Allah..
Begitu lemahnya diri ini
Hamba tahu, dia tidak bermaksud begitu
Dia pasti sedang gundah,
Mengapa hamba justru menambah kegelisahannya
Ampuni.. 
Baru sampai di sini kemampuan hamba menata hati

*lempar emosi dan jaim ke recycle bin, senyum semanis mungkin, bikinin minum, mijitin, and so on...*

Ada yang pernah mengalami kasus seperti ini?


*Big hug for ayah... :D

Continue reading ...

Minggu, 21 April 2013

Hidup Sehat, Sejahtera & Bahagia

1 komentar
Tanggal 15 April lalu saya menghadiri  undangan sebuah Seminar Kesehatan. Tadinya, saya berangkat dengan setengah hati, ngebayangin yang namanya seminar kesehatan pasti ya gitu-gitu aja. Cuma, karena salah satu temanya tentang stroke, saya memaksa diri untuk hadir. Mengapa? Karena selama hampir 9 bulan ini, MbahTi (ibunya suami) menderita stroke. Jadi saya pengen nanya-nanya aja.

Menurut undangan, acara dimulai pukul 7.30, ternyata molor sampe 8.30. Tuh kan, waktunya aja molor, pasti isinya juga gak menarik, begitu pikir saya.
Tapi  ternyata, saya salah sodara-sodara..

Narasumber pertama, dr. Agus Ali Fauzi, Pall Med. Seorang dokter spesialis paliatif medik jebolan sebuah universitas di Perth Australia sono. Beliau ini kocak habis, materi tentang HIDUP SEHAT SEJAHTERA & BAHAGIA disajikan dalam suasana yang heboh dan penuh tawa.
Menurut beliau, gangguan kesehatan disebabkan oleh :
  1.  70 %  karena : Pola pikir  --> hati (sabar dan ikhlas)
  2. 10 %   karena : Pola hidup --> kebiasaan
  3. 20%    karena : Pola makan
Dan berikut ini adalah beberapa tip supaya kita selalu sehat dan bahagia :
  1. Tidur 6 jam per hari
  2. Makan cukup, gizi seimbang, minum 3 s/d 6 gelas air putih setiap pagi
  3. Jalan kaki 15 menit tiap pagi
  4. Makan 1 buah apel tiap hari
  5. Jaga hati dengan banyak bersyukur; tidak mudah marah, tersinggung, sakit hati dan egois; serta tidak mudah mengeluh
  6. Banyak tersenyum. Karena bisa meningkatkan hormon endorphin, kadar lemak baik (HDL), T-Lymphosit Cell dan NK-Cell
  7. Memperbanyak asupan antioksidan
Lanjut ke Narasumber Kedua, dr. Arijanto Jonosewojo, SpPD. FINASIM. Beliau menjabat sebagai Ketua Prodi Pengobat Tradisional FK UNAIR, Kepala Poli Komplementer Alternatif RS Dr. Soetomo, sekaligus Ketua Perhimpunan Peneliti Bahan Obat Alam Surabaya. *Eh, masih ada buanyak lagi jabatan beliau*.

Beliau menyampaikan, persepsi yang saat ini  berkembang di kalangan masyarakat awam adalah bahwa "se-akan-akan semua obat kimia berbahaya, sedangkan obat herbal 100% aman". Padahal, realitanya tidak selalu begitu. Obat kimia diproduksi setelah melewati serangkaian penelitian dan uji klinik. Sedangkan obat herbal yang beredar di pasaran banyak yang baru sampai pada tahap uji pra klinik.
Maksudnya, obat herbal gak bagus gitu ?
Bukan...bukan begitu. Obat herbal memang bagus, berkhasiat, dan ber-side effect lebih minim. Cuma, kita mesti hati-hati. Musti tau, dosisnya seberapa, kontra sama apa. Terlebih untuk obat herbal dalam kemasan. Musti di cek juga, ijin sama komposisinya.
Contoh :
  • Jus buah. Sangat menyehatkan. Tapi kalo diminum bersamaan dengan beberapa jenis obat, bisa menetralkan khasiat obat tersebut.
  • Temulawak. Banyak banget khasiatnya, termasuk mengencerkan darah. Jadi, hati-hati sebelum melakukan tindakan perawatan gigi misalnya, jangan mengkonsumsi temulawak dulu. Bisa mengakibatan pendarahan. Trus para gadis tidak boleh terlalu banyak mengkonsumsinya, karena bisa menyebabkan susah punya anak.
  • Ginseng. Sebaiknya tidak dikonsumsi oleh penderita penyakit jantung. Bisa konslet jantungnya.
Eh, materi di atas sebenarnya sangat menarik, cuma...karena penyampaiannya datar, jadi agak boring dan ngantuk gitu. Hehe, maap ya pak dokter *jewer kuping kanan..

Materi ketiga tentang STROKE, dibawakan oleh dr. Bayu Santoso *gelarnya lupa.hehe.. Yang jelas beliau ini spesialis Rehabilitasi Medik dan merupakan salah satu direktur RS Universitas Airlangga. Biarpun sudah cukup sepuh *lulus FK tahun 1972 bok*, beliau ini kocak juga.
Dan.. materi inilah yang paling saya tunggu.
Pada kesempatan itu beliau memaparkan bahwa stroke adalah pembunuh nomer 3 di Indonesia. Ih, syeremmm. 
Sebenernya stroke itu apa sih?
Stroke adalah kerusakan jaringan otak yang terjadi mendadak akibat adanya gangguan sirkulasi darah di otak. Bisa karena pembuluh darah yang tersumbat, atau pecah.  Akibatnya, sel-sel otakpun akan mati. Itulah yang menyebabkan kelumpuhan pada organ tubuh yang seharusnya dikendalikan oleh saraf yang mati itu.

Faktor penyebab stroke antara lain :
  1. Hipertensi
  2. Diabetes
  3. Penyakit jantung
  4. Dislipidemia (kolesterol)
  5. Perokok berat
  6. Peminum alkohol
  7. Kegemukan dan kurang olahraga
  8. Tekanan fisik / psikis berat
  9.  Genetik
Nah,biar gak kecolongan, kita musti waspada kalau ada gejala berikut :
  1. Nyeri kepala hebat
  2. Terjadi gangguan penglihatan
  3. Terjadi gangguan berjalan dan kepala terasa mbliyur *tulisan di slidenya emang begitu. dan saya males mikir padanan katanya
  4. Kebingungan dan sukar bicara
  5. Baal (mati rasa) di daerah muka, lengan/tangan, tungkai/kaki.
Segera hubungi dokter anda...sebelum menyesal di kemudian hari.

Trus, kalo udah terlanjur stroke gimana dong?
Selain harus mengkonsumsi obat-obat tertentu, dibutuhkan Rehabilitasi Medik. Tujuannya adalah untuk :
  1. Mencegah terjadinya komplikasi
  2. Melatih dengan menggunakan metode dan alat-alat tertentu
  3. Memberikan rangsangan agar otak mampu ber-recovery
  4. Memperbaiki kualitas hidup
Begitulah sebagian materi yang saya dapat diseminar yang ditutup pada pukul 13.00 itu. Kebayang gak betapa pegel pinggang saya setelah duduk berjam-jam. Padahal sebagai undangan VIP *hehe..sombong dikit* saya duduknya di kursi empuk yang bisa muter-muter. Gimana yang duduknya di kursi biasa ya?

*kalo ada kesalahan penulisan istilah kedokteran mohon maap yaa.. maklum nggak pernah sekolah dokter*

Continue reading ...

Jumat, 19 April 2013

Horeee...berat badanku nambah!

0 komentar
Horeee!!! AlhamdulilLah, Allahu Akbar *loncat-loncat kegirangan*
Hati ini serasa berbunga-bunga  melihat jarum di timbangan badan menunjuk angka 48. Benar-benar sebuah rekor pencapaian berat badan terbaik seumur hidup saya. Heran? Hehe..perlu diketahui, dari kecil saya ini dianugerahi tubuh langsing *baca kurus*. Seragam kelas 1 SD tetep bisa dipakai sampai lulus. Kebayang kan betapa bahagianya orangtua saya karena enggak perlu keluar banyak duit tiap tahun ajaran baru. Masuk SMP, tidak terlihat pertumbuhan berarti. Menginjak SLTA..mulai deh tumbuh cepat. Tapi ke atas,  meninggi doang. Begitu terus sampe waktu kuliah. Tapi waktu itu, perkara BB *berat badan, bukan black berry.juga bukan bau badan* ini belum jadi masalah yang berarti buat saya. Apalagi banyak orang bilang, "Ntar kalo udah nikah pasti gemukan". 

Tapiii...ternyata setelah menikahpun, berat tetep segitu-gitunya aja. Istiqomah di angka 43. Kata orang lagi,"Tunggu aja, kalo dah punya anak dijamin melar". Whuaaa...tak sabar rasanya. Lalu sayapun hamil dan melahirkan anak pertama. Penuh harap cemas, sayapun nimbang badan. Kok...gak nambah juga yak. Malah sempet ada di kisaran 41,5 kg. Gak tau deh gimana penampakanku waktu itu. Pantes aja dulu kalo lewat jalan yang sepi, ayah suka bilang,"Ati-ati lo! di sini banyak anjing".

Setelah melahirkan anak kedua, lanjut anak ketiga...Nampaknya tidak ada perkembangan. Selalu setia di angka 43 - 45. Kalo sudah sampe angka 45, ada aja masalahnya. Yang maag kambuh lah. Yang sariawan lah. Yang gak napsu makan lah. Yang banyak kegiatan lah. Ujung-ujungnya melorot lagi ke angka 43/44. Sampe curiga sama timbangan di rumah. Jangan-jangan rusak kali ya.. Kok jarumnya gak pernah mau bergeser melewati angka 45. Tapi..kalo ayah yang naek kok dia mau gerak ? Pasti dia sentimen sama aku. 

Hhh..lama-lama jadi masalah serius juga. Lebih sebel lagi, tiap ketemu temen suka dibilang gini,"Ih, kok tambah langsing sih". Padahal setengah mati saya berharap ada yang bilang,"Aduh, makin berisi nih". Gimana gak panas coba..
Secara, umur udah segini, anak dah ABG..masak emaknya tetep cungkring. Gak ada wibawanya sama sekali. Kasian sama ayah juga. Kesannya dia gak mensejahterakan istrinya. Atau yang lebih parah, orang bakal ngira kalo dia yang ngabisin makanan di rumah. Sampe-sampe anak istrinya gak kebagian. Soale postur anak-anak ngikut saya. Ceking semua. Hehe..

Akhirnya, paska bulan Ramadlan lalu, dengan BB 43,5 kg, sayapun mencanangkan "Gerakan Menambah BB". Pake niat yang serius banget. BismilLah..
Mulai deh browsing cari tau apa aja sih yang bisa nambah BB. Berkelana dari satu forum ke forum lain. Yang masuk akal, langsung dipraktekin.
Mau tau apa aja yang udah saya lakuin :

Menambah porsi makan
Sungguh..ini benar-benar tidak mudah. Soalnya kapasitas perut saya sangat terbatas. Kekenyangan dikit, salah makan, makan terlalu malam..maag pasti kambuh. Saya gak suka bakso, soto, rawon, mie, sate, gorengan, apapun yang mengandung lemak..Bisa masuk sih, tapi mual. Lain ceritanya kalo dikasih asinan, manisan, rujak, salad, wih..bisa kalap. Padahal itu gak bakal bikin gemuk kan. Akhirnya, mesti cerdas *bahasanya rek!*  cari makanan yang porsinya kecil tapi mengandung kalori besar. Banyakin minum susu. Rasanya?..hadeuh, eneg, sebah, sakit. Demi BB ideal kudu tahan deh..

Olahraga
Saya coba renang : Dapet 3 kali, ternyata kulitnya jadi belang. Trus stop deh. Hehe..
Fitness : Ini olahraga ok banget. Saya suka. Di badan berasa seger. Tapi lama-lama kok males berangkatnya ya..
Senam di rumah : 2 hari sekali. Itu target awal. Prakteknya seminggu sekali.

Akupunktur
Fungsinya lebih ke - benerin pencernaan sih. Saya paling suka treatment ini. Gampang dan gak sakit. Cuma tempatnya agak jauh dan sering macet. Lama-lama males juga. Sekarang cuma sesekali aja sih..

Minum serbuk suplemen organik
Rasanya gak enak. Tapi dipaksain sampe sekarang..

Dan..entah karena efek akupunktur atau si suplemen, saya tidak tau. Yang jelas sekarang lambung saya berasa jauh lebih enak. Gak sebah. Gak pernah sariawan lagi. Padahal dulu itu langganan. Kalo maag kambuh, sariawannya pasti nongol. Begitu juga sebaliknya. Oya, tiba-tiba aja saya jadi gampang laper. Porsi tetep sedikit sih, tapi bisa lebih sering. Jadi, jadwal makan saya sekarang sebagai berikut :
  • Jam 5 pagi suka laper. Minum segelas susu
  • Sarapan sekitar jam7.30. Porsi nasinya sama kayak porsi kucing. Itu kata ibu mertua lho..
  • Jam 8 minum serbuk organik
  • Jam 10 ngemil roti / minum susu
  • Makan siang antara jam 11.30 - 12.30
  • Makan malam jam 4 - 5. Karena kalo makan lebih dari jam itu, besok paginya perut saya bisa sakit.
  • Jam 7 minum susu / ngemil roti lagi
Hasilnya...Sekian lama enggak nimbang *saking gondoknya, tiap nimbang gak nambah-nambah*..sampe tadi pagi. Ternyata....OMG, 48 kilo sodara-sodara. Pantesan..celana panjang saya berasa sempit banget. Saking bahagianya saya sampe loncat-loncat. Pengen meluk semua orang..
Eit tunggu..jangan puas dulu. Target belum tercapai. Mestinya berat ideal saya 53kg. Masih kurang 5kg lagi. Semangatttt!!!!! Aku pasti bisa..

Continue reading ...

Sabtu, 06 April 2013

Dag dig dug jelang Ujian Nasional

1 komentar
Anda yang putra/putrinya sedang duduk di kelas VI Sekolah Dasar (atau kls IX dan XII) pasti saat ini lagi dag dig dug. Harap-harap cemas menghadapi Ujian Nasional yang akan dilaksanakan bulan depan. Segala upaya rasanya pengen dilakukan (yang positif tentunya). Baik oleh orangtua, pihak sekolah, maupun si anak itu sendiri.

Sejak naik ke kelas VI (atau IX dan XII) mereka sudah dikondisikan untuk belajar, belajar, dan belajar. Pihak sekolah, tentunya ingin semua siswanya lulus dengan nilai memuaskan. Karena ini akan berpengaruh pada image sekolah tersebut. Segala carapun ditempuh. Mulai try out yang dilaksanakan secara kontinyu , sampai pembagian kisi-kisi soal UN. Dari sisi spiritual, sekolah juga kerap mengadakan mabit (menginap di sekolah untuk sholat lail dan berdoa bersama). Tidak ketinggalan, motivasipun disuntikkan kepada para siswa.


Lantas bagaimana dengan orangtua siswa?..Waahh..lebih panik lagi. Nggak bisa lihat si anak main atau bersanta-santai, bawaannya pengen komen melulu. "Ayo belajar! Jangan enak2an, UN sudah dekat. Kalo gak lulus gimana?" 


Duhai para orangtua...
Mari sejenak kita merenung..
Memang sih, sekarang standar kelulusan dipatok cukup tinggi. Dan lulus saja belum cukup. Karena setelah itu putra putri kita masih harus berjuang memperebutkan kursi di sekolah lanjutan. Di mana persaingannya cukup ketat, apalagi untuk sekolah-sekolah favorit.  (Jadi inget, tahun kemaren Efan harus bersaing dengan sekitar 930-an pendaftar sebuah SMUN di kota kami. Pagunya 330 siswa).
Sebenarnya -menurut saya-, kita tidak perlu terlalu panik kok. Karena sistem pendidikan sudah ditata sedemikian rupa. Dinas Pendidikan telah menyiapkan kisi-kisi soal UN. Kisi-kisi ini dibahas tuntas di sekolah.
Mulai semester 2, hampir tiap hari anak-anak dicekoki aneka soal dan try out. Soalnya bisa sampe ratusan lo.. Belum lagi di tempat les. Ketemu soal-soal juga. Eh, di rumah masih disuruh belajar lagi.  (Padahal mereka ini sepertinya sampe hafal bentuk soal yang akan muncul di ujian nanti. Bahkan mereka juga sudah dibekali trik untuk mengisi jawaban ujian).

Nah sekarang kebayang nggak? Gimana  jenuh dan capeknya. Kalau saja kita bisa melihat isi otak mereka. Barangkali kondisinya membara, atau malah kusut, mbulet dan ruwet. Atau jangan-jangan malah sudah korslet.
Mereka ini stress stadium akhir. So, rasanya tidak perlu lagi kita menambahkan stressing itu dengan kalimat yang merendahkan, mengancam, dan menakut-nakuti.
Tapi bukan berarti kita lantas membiarkan mereka semaunya sendiri tanpa usaha. Motivasi teteup dong.. 

Kalo kata Faiq , "Orang-orang tuh gak tahu gimana rasanya jadi kelas VI. Capek, bosen...". Hehe...sabar ya dek. Smoga upayamu dimudahkan Allah. Dan smoga ini kelak menjadi bekal untuk kebahagiaan dan keselamatan hidupmu di dunia akhirat. Aamiin. 
I always pray for you..
Continue reading ...

Kamis, 04 April 2013

Beras Cerdas

0 komentar
Beberapa waktu lalu saya mendapat undangan Sosialisasi Beras Cerdas dari Managemen sebuah perusahaan BUMN, yang bekerjasama dengan Badan Ketahanan Pangan Jawa Timur. Langsung saja muncul tanya di benak saya. Beras Cerdas ? apa pula ini. Apakah beras varian baru, yang kalau dikonsumsi bisa meningkatkan kecerdasan? Atau apa? Penasaran mode on..

Berbekal rasa itu, saya pun menghadiri  acara tersebut keesokan harinya. Dan...setelah penjabaran  oleh Bapak Achmad Subagio, PhD - penemu komposisi beras cerdas- saya pun jadi ngeh. O....gitu toh maksudnya...
Begini sodara-sodara.. Sebenarnya acara ini adalah follow up dari Gerakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan -topik ini sudah saya publish dengan judul Jangan Makan Nasi! - . 
Nah, sebagai salah satu upaya untuk menyediakan bahan alternatif pengganti beras, maka pemerintah bekerjasama dengan pihak-pihak terkait. Melalui serangkaian penelitian dan eksperimen, akhirnya ditemukan sebuah komposisi yang dinamakan BERAS CERDAS.
Beras cerdas ternyata bukanlah sebuah varian baru dari padi. Ini adalah beras analog alias beras "jadi-jadian". What?.. Ya, bukan beras betulan. Makin penasaran kan?

Jadi..sebenarnya "beras" ini dibuat dari perpaduan beberapa komponen  yang mampu memenuhi kebutuhan gizi kita. Seperti tepung cassava , tepung beras modifikasi, sayuran, minyak sawit, dan beberapa bahan lain. Bahan-bahan tersebut di mix dan dicetak hingga berbentuk mirip butiran beras. 
Lantas mengapa diberi embel-embel nama "cerdas"?
Jawabannya, karena : 
cerdas bahan baku 
Komposisi utamanya adalah tepung cassava yang berasal dari singkong. Singkong merupakan tumbuhan asli Indonesia yang mudah ditanam, di hampir semua daerah di Indonesia. Minim biaya perawatan pula..

cerdas proses
Diproses dengan teknologi yang mudah dan murah, sehingga dapat diproduksi dengan peralatan yang sederhana.

cerdas cara memasak
Cara memasaknya praktis. Cukup disiram air panas, tunggu sampai air terserap. Kemudian kukus selama 10 menit. Mateng deh..

ini nih penampakan si beras cerdas

Selain cerdas-cerdas di atas, masih ada beberapa kelebihan beras ini :
  • Kandungan protein, serat, vitamin dan mineralnya lebih tinggi
  • Bebas gluten
  • Kadar gula lebih rendah
  • Terdiri dari 5 varian. Yaitu : reguler, Fortifikasi (bisa ditambahkan zat-zat tertentu yang dibutuhkan), untuk anak masa pertumbuhan, penderita kolesterol dan diabet.
  • Bisa diolah menjadi aneka makanan seperti beras biasa. Misalnya, nasi uduk, nasi goreng, dsb.
Menarik  kan?... Trus gimana dengan rasanya? 
Dengan semangat empat lima, sayapun mencicipi nasi cerdas yang disajikan bersama sayur lodeh rebung, oseng jambal pedas, tahu tempe bacem, plus otak-otak bandeng. Hhmmm..nyam nyam...
Teksturnya pulen seperti nasi biasa. Rasanya ... ada sedikit aroma dan rasa khas olahan singkong. Agak-agak apek gitu. But..so far masih ok kok. Cuma, mungkin kalo untuk lidah anak-anak, kayaknya butuh pembiasaan yang lebih lama.

Anyway..salut deh sama tim yang membidani lahirnya beras cerdas ini. Semoga bisa menjadi sumber pangan alternatif. 
Ayo!!! siapa mau coba?
Continue reading ...
 

Copyright © arie widayanti Design by BTDesigner | Blogger Theme by BTDesigner | Powered by Blogger