Kamis, 11 September 2014

KDRT lagi...

0 komentar
Saya sedang buru-buru berangkat menghadiri sebuah acara ketika ponsel berdering-dering. Muncul sebaris nomer asing yang dari kemarin beberapa kali mencoba menghubungi. "Ah, kalo memang penting pasti dia akan berkirim pesan", begitu pikir saya sambil kabur pergi. Seperti tau apa yang saya pikir, sebuah pesan pun masuk. Dia -seorang ibu rumah tangga- memperkenalkan diri dan menyampaikan bahwa ada masalah hukum yang ingin dibicarakan. Hwaduhh..apa lagi ini, saya kan bukan jebolan fakultas hukum.. 
Akhirnya saya minta dia untuk menghubungi setelah selesai acara.

Sepulang dari acara, si ibu kembali menelepon. Ternyata dia mendapatkan nomer ponsel saya dari kawannya. Selanjutnya dia mulai cerita tentang rumah tangganya. Tentang suaminya yang menjalin hubungan dengan perempuan lain. Perempuan dari masa lalu yang bertemu kembali lewat ajang reuni. Juga tentang uang belanja yang tak lagi dia terima. Hingga kekerasan, bahkan ancaman senjata tajam yang acapkali dia dapatkan.

Huffttttt...cerita seperti ini lagi :'( 
Lantas saya tanya, apa yang dia inginkan. Ibu ini bilang, dia sudah siap berpisah dari sang suami. Bahkan proses sudah sampai di Pengadilan Agama. Sayang.. menurut dia, proses terganjal kurangnya sebuah surat -entah apa yang dimaksud, saya juga kurang paham-  dari instansi di mana suaminya bekerja. Dia mengaku sudah berusaha mengurus ke biro-biro terkait, tapi..sampai sekarang tak kunjung ada tanda-tanda kepastian penyelesaian masalah ini. 

"Saya cuma ingin segera berpisah karena takut akan terjadi sesuatu pada diri saya. Tapi saya juga ingin mendapat kepastian bahwa suami bersedia menjamin kebutuhan finansial untuk anak-anak, mengingat selama ini sebagian gajinya diberikan pada perempuan lain itu. Saya sudah mendatangi biro-biro terkait di kantor suami, tapi sampai saat ini tidak ada kejelasan tentang masalah saya. Ke mana lagi saya harus menghadap? Siapa lagi  yang harus saya temui biar masalah ini cepat selesai. Minta tolong bu..saya takut..", begitu tuturnya.

Duhai..taukah ibu, meskipun ingin...saya sama sekali tidak punya kekuatan dan wewenang untuk mengintervensi urusan dapur sebuah perusahaan. Saya hanya punya telinga yang siap menampung cerita ibu, sepasang lengan untuk memeluk ibu, dan do'a tulus semoga Allah hadirkan kebaikan untuk ibu dan putra putri tercinta.
Saya cuma mampu  menjanjikan upaya mencari info, ke mana ibu harus menghadap agar masalah ini cepat selesai.

Saya tidak ingin menghakimi cerita ini, karena saya hanya mendengarnya dari satu pihak. Entah bagaimana cerita versi suami ibu ini.
Namun..bagaimanapun versinya, dalam kisah ketidakharmonisan rumah tangga akan selalu memakan korban. Siapa lagi kalau bukan anak-anak.
Mereka ibarat pemain figuran yang terpaksa harus mengikuti alur skenario tanpa mampu mengubahnya. Ibarat buih di lautan yang harus pasrah ke manapun arah ombak membawanya. 
Padahal apa yang mereka lihat dan rasakan saat ini akan membentuk karakter mereka, bahkan menimbulkan trauma yang akan terbawa sepanjang usia. 
Jangan sampai ketidakharmonisan orangtua mereka terbawa ke alam bawah sadar, mengendap, tercerna, dan menjadi role model. Bahwa begitulah seharusnya kelak mereka memperlakukan pasangan mereka.
Na'udzu bilLah min dzaalik ..

*Peluk hangat buat para ibu yang pernah menghubungi saya dengan kisah serupa. 
Continue reading ...

Minggu, 24 Agustus 2014

Cinta Sederhana

0 komentar
Merasa dicintai adalah bila ...

Aku hadir dalam do'a mereka

Tiba-tiba dibawain makanan favorit

Mendapatkan pijatan saat tubuh terasa penat

Mendapati tumpukan piring kotor sudah tercuci bersih

Dicari-cari ketika mereka pulang

Ada yang memasakkan makanan

Diinginkan ada untuk membantu memutuskan sesuatu 

Ada yang rela meninggalkan tugas demi menemaniku

Ada yang menahan untuk makan makanan kesukaannya hanya agar aku bisa ikut mencicipi

Disuapi

Dibangunkan dengan ciuman lembut

Ditemani ketika sakit

Ditelepon dan chatting menjelang tidur 

Mereka batal pergi saat aku tak bisa menemani

Menghabiskan waktu bersama

And so on..

And so on..



luv ya guys

Continue reading ...

Selasa, 18 Februari 2014

Rumah tanggaku tidak harmonis !

1 komentar
Beberapa hari ini saya melakukan perenungan mendalam...*ehhmmmm..*. Tepatnya setelah mendapatkan rapor dari seorang sahabat yang menyatakan bahwa rumah tangga saya tidak harmonis. Agak bingung juga sih..atas dasar pasal apa dia bisa menyimpulkan begitu. Sedangkan beliau ini tidak tinggal bersama saya, tidak pernah tahu bagaimana pola interaksi saya dengan suami dan anak-anak. 

Usut punya usut sodara-sodara..ternyata penilaian itu muncul dari hasil pengamatan beliau atas akun facebook saya. Lebih spesifiknya adalah karena saya :
  1. Tidak mencantumkan status "MENIKAH"
  2. Tidak pernah meng-aplod foto mesra bersama suami
  3. Tidak pernah menuliskan kata-kata manis kepada suami dan anak
"Dosa-dosa" di atas menimbulkan kesan kalo saya enggak cinta dan bangga pada keluarga. 

Waduh..jadi penasaran. Se-abnormal apakah facebook saya. Dengan ke-kepo-an tingkat tinggi.. sayapun menjelajah dari akun fb satu ke akun laen. Hanya untuk mencari tahu, tampilan fb yang harmonis bahagia tuh kayak apa sih?


And then, i find that..
  1. Emang iya sih..yang sudah berpasangan, mayoritas mencantumkan status. Ada yang "MENIKAH", "BERTUNANGAN" atau malah "BERPACARAN".
  2. Banyak yang pasang foto: lagi sama anak, lagi pelukan sama suami, lagi makan-makan, lagi shopping, lagi ibadah, lagi berlibur, and so on..
  3. Banyak status macam gini : "i love u..", "selamat ultah ya nak......", "semoga Allah melindungimu sayang", etcetera..etcetera..

Nah, setelah facebook walking, apakah saya jadi paham bagaimana cara menunjukkan rasa sayang dan bangga kita pada orang-orang terkasih via FB, biar mendapatkan predikat keluarga sakinah?  Hehehe..justru jadi lebih gak mudeng. 

Karena dalam pikiran saya, kalo mau bilang " i love u", mau mendoakan, ato ngucapin selamat, ya enakan bilang langsung ke orangnya. Sekalian bisa mengekspresikan dengan bahasa tubuh yang mendukung. 

*Huaaaaa...jangan-jangan saya emang nggak normal.....

By the way..terimakasih buat sahabat yang begitu memperhatikan keadaan rumah tangga saya. Keep watching !

Eh..tapi boleh juga lo idenya. Ntar deh..kapan-kapan saya kirim puisi cinta buat suami lewat fb. Ayah, are u ready? ;)  

Kalo pasang poto mesra?...hehe, ntar dulu deh. Alasan sebenernya sih, karena enggak tega mau sering-sering apload poto. Takut mata pemirsa mendadak minus liat muka saya..
Sedangkan komen tentang status ada betulnya juga sih. Bisa-bisa saya  dikira single. Hahaha..

Continue reading ...

Rabu, 08 Januari 2014

Selera Ndeso

0 komentar
Yang namanya "wong ndeso"..biarpun sudah puluhan tahun meninggalkan desa..urusan selera..ya tetep aja ndeso.


Bukti nyatanya ya kami ini. Dan berikut adalah salah satu menu ndeso kami yang kayaknya susah ditemukan di rumah makan ataupun  restauran yang beken beken itu. 

Taraaa...ini dia penampakannya..



ariewidayanti.blogspot.com




Judulnya..emmm...apa yaaa? ini aja deh..

Jantung Pisang Masak Santan


Bahan :
  • 2 buah jantung pisang - buang kulit yang berwarna merah
  • 300 gr ikan asap - suwir-suwir, buang durinya
  • 65 ml ( 1 bungkus) santan siap pakai - hehe..dasar pemalas
  • 1000 ml air
Bumbu :
  • 2 siung bawang putih
  • 7 siung bawang merah
  • 2 buah cabe merah
  • 7 buah cabe rawit
  • 1/2 cm kencur
  • 1/2 sdt ketumbar
  • 2 btr kemiri
  • 4 cm lengkuas - geprek
  • 3 lbr daun salam
  • 4 lbr daun jeruk
  • Garam dan gula secukupnya
Cara memasak :
  • Rebus jantung pisang bersama bawang putih, 3 siung bawang merah, cabe merah dan cabe rawit sampai empuk. Tiriskan.
  • Iris kecil-kecil jantung pisang .
  • Haluskan bumbu rebus bersama ketumbar, kencur, kemiri
  • Iris tipis sisa bawang merah, tumis sampai agak kecoklatan. Masukkan bumbu halus, tumis terus sampai harum.
  • Masukkan jantung pisang, ikan asap, dan sisa bumbu lain.
  • Tuangkan air, masak sampai bumbu meresap.
  • Tambahkan santan, tunggu beberapa saat sambil diaduk.
  • Jantung pisang masak santanpun siap disajikan.
Efek menyajikan masakan ini adalahhh.. ayah sampe nambah-nambah nasi. Hahaha..

Anak-anak?...Kalo mereka mah, udah beda lidah. La wong dikasih singkong goreng aja..makannya dicocol saus thousand island. Beuhhhh... 



Continue reading ...
 

Copyright © arie widayanti Design by BTDesigner | Blogger Theme by BTDesigner | Powered by Blogger