Sudah cukup lama nggak bikin postingan baru. Sampai kemaren siang, ketika tidurku terganggu dengan bunyi notifikasi ponsel. Mencoba tidur lagi, dengan dalih memanjakan diri di hari libur...ternyata gagal. Akhirnya aku bangun dan membuka pesan yang masuk via whatsapp. Ternyata..dari seorang teman yang sudah cukup lama gak ketemu. Dan...apa yang aku baca membuat keinginan menulis tidak bisa dibendung lagi, gak peduli tugas masih numpuk. *baca : EMOSI*
Temanku cerita kalau saat ini suaminya berubah menjadi sosok yang sangat pelit dan pemarah. Padahal dulu aku tahu persis, temanku ini mendapat jatah belanja yang cukup. Suaminya juga tipe pria pendiam dan santun. Gak neko-neko istilahnya. Perubahan ini terjadi sejak sang suami punya hubungan dengan perempuan lain yang notabene adalah bawahannya di kantor. Perempuan yang sudah berkeluarga dan punya 2 anak balita. Perempuan yang saling berkirim pesan mesra dengan suaminya. Pesan-pesan ala ABG kasmaran. Bahkan masing-masing punya panggilan sayang. Kepada orangtuanya, sang suami menyatakan kalo cinta buat istrinya sudah terkikis. "Dulu waktu masih hidup susah aku dampingi dia. Sekarang, setelah sukses dia tinggalin aku", begitu tulis temanku.
Lantas aku tanya dia, apa rencananya ke depan. Dia bilang, biarpun sakit dan perih dia akan bertahan DEMI ANAK-ANAKNYA ! Karena dia belum mampu mecukupi kebutuhan finansial mereka.
Robbiiii...Sekali lagi aku harus mendengar kisah tentang ketidaksetiaan. Dalam bulan ini saja ada 2 curhat sejenis. Entah kenapa, tiba-tiba saja tubuhku merinding, darahku serasa memanas dan rasanya pengen marah. Tanpa tau harus marah ke siapa. Sedih, kasian, heran, gak habis pikir...kenapa sih jaman sekarang ini begitu mudahnya orang berhianat. Kenapa kesetiaan jadi sesuatu yang langka. Atau malah menuju punah.
Ada yang berpendapat, ketika perselingkuhan terjadi, pasti ada sesuatu yang salah dalam rumah tangga tersebut. Aku termasuk golongan yang gemas dengan pendapat ini.
OK..taruh kata, memang ada yang salah. Aku pengen tau, apa ada rumah tangga yang tidak pernah melakukan kesalahan? Apa ada suami atau istri yang tidak pernah salah? Suami istri yang tidak punya kekurangan? *Ada sih.... kalo mau cari di surga. Itu juga kalo nanti masuk surga*
Kenapa kesalahan / kekurangan pasangan selalu dijadikan alasan untuk membenarkan penghianatan. "Sudah tidak cocok lagi. Dia tidak bisa mengerti saya", begitu argumennya.
Ke mana perginya cinta yang dulu menyatukan mereka dalam ikatan pernikahan. Lupakah mereka dengan masa-masa penuh perjuangan di awal perjalanan rumah tangga.
Kalaupun ada salah dan kurang, kenapa tidak diperbaiki? Atau kalo memang merasa sudah tidak mungkin diperbaiki, kenapa tidak disampaikan saja? Kemudian berpisah secara baik-baik. Setelah itu, terserah...Karena sebagai orang yang bebas, sah-sah saja menjalin hubungan dengan orang yang didambakan.
Begitu seharusnya sikap seorang pria jantan. Bukannya malah menjalin hubungan diam-diam karena takut menanggung resiko. Resiko kehilangan karir, materi, dan prestise.
Apapun alasan perselingkuhan, pria atau perempuan....pasti akan meninggalkan rasa sakit buat pasangannya.
Dan aku amat sangat yakin sekali..bahwa ketika seorang manusia menyakiti manusia lain, kelak dia akan mendapat balasan serupa. Entah dalam bentuk seperti apa.
Kenapa bisa seyakin itu? Karena aku banyak melihat akhir dari kisah-kisah semacam ini. Pria ataupun perempuan yang pernah meninggalkan pasangannya demi menuruti nafsu mereka. Betapa di masa tuanya mereka sendirian. Banyak yang tanpa harta dan tahta. Menghiba, memohon maaf pada pasangan dan anak-anak yang pernah dicampakkan.
Kasihan sekali..tapi itu adalah jalan yang telah mereka pilih sendiri. Lubang yang mereka gali sendiri.
Sebaliknya pasangan yang pernah disakiti, banyak juga yang akhirnya menjalani hidup yang damai bersama orang lain. Seseorang yang mampu menyembuhkan luka hati. Seseorang yang sanggup mencintai dengan tulus.
Allah Maha Melihat...Dia juga Maha Adil. PerhitunganNya tidak pernah salah atau kurang sedikitpun.
Hadeuh..kenapa aku jadi ikutan emosi gini ...apa karna pengaruh sindrom pramenstruasi yak? Kok denger cerita gini emosiku langsung kesulut. Sampe-sampe si ayah kena imbas. Jadi sasaran amarah yang gak jelas. Sorry ayah..
Cloudy Friday : Jan, 25th 2013
0 komentar:
Posting Komentar