Selasa, 08 Oktober 2013

Hai kamu..

0 komentar




Hai..
Kamu yang tujuh belas tahun silam
Seorang diri menghadap orangtuaku
Meminta mereka melepaskan aku
Untuk meniti hidup bersamamu
Tahukah kau?
Bahwa terkadang aku ragu
Mampukah kita
Terus menyusuri jalan ini hingga ke ujungnya





Hai..
Kamu yang bilang 
Bahwa aku adalah karunia terbaik Allah
Yang dikirimkan dalam hidupmu
Tahukah kau?
Bahwa hingga saat ini aku masih saja bertanya
Seberapa besar artiku dalam hidupmu

Hai..
Kamu yang membuka hariku 
Dengan kecup lembutmu
Tahukah kau?
Ketika langkah mulai tertatih
Ketika beban terasa menghimpit
Bisikmu yang membuat langkahku tegak kembali

Cukup panjang jalan yang telah kita susuri bersama
Tanpa tahu bagaimana akan berakhir
Akankah kita menempuhnya bersama hingga ke ujung
Ataukah satu di antara kita akan meninggalkan yang lain
Ketika Yang Maha Berkehendak memanggil
Mungkin aku..mungkin juga kamu
Kita tak pernah tahu

Inilah aku..
Yang tak secantik Maria Al Qibtiyah
Tak secerdas Aisyah
Tak selembut Khadijah
Jika boleh meminta..
Aku masih ingin menggenggam tanganmu
Hingga nanti..
Bersama menatap anak-anak kita tumbuh
Dan menemukan jalan mereka..

*celebrating the 17th anniversary*

Continue reading ...

Kamis, 05 September 2013

Semua karena cinta

4 komentar
Satu siang di penghujung Ramadhan, telepon rumah berdering. Seorang teman meminta saya untuk datang ke rumahnya. Sang putra semata wayang -duduk di bangku kuliah- emosinya sedang meledak. Bahkan sambil membawa pisau, dia mengancam akan membunuh kedua orangtuanya.
Hhmm, kalo nunggu ayah pulang dari jama'ah sholat dhuhur, kayaknya kelamaan deh. Akhirnya sambil merapal mantra -laa haula wa laa quwwata illaa bilLaahil 'aliyyil 'adhiim- sayapun memutuskan berangkat sendiri. Ini adalah kali kedua saya dilibatkan dalam emosi Putra (kita sebut saja namanya begitu).

Begitu masuk rumah, saya lihat sang ibu sedang berusaha meredakan amarah Putra yang meledak-ledak. 
Dengan mantap, saya gamit lengan remaja bertubuh tinggi besar itu, dan mengajaknya beranjak ke ruang lain. Meskipun sesekali  berontak dan memaki orangtuanya, dia menurut juga. 
Kalau pada keterlibatan pertama, saya dan ayah hanya sekedar menenangkan emosi Putra saja, saat itu saya bertekad akan menggali lebih dalam apa sebenarnya akar ledakan emosi ini.

Setelah Putra lebih tenang, sayapun memancingnya untuk mengeluarkan apa sebenarnya yang dia rasakan. Sambil merokok, dia merespon pertanyaan-pertanyaan saya dengan baik. Nampaknya remaja ini sedang putus asa. Dia merasa hidupnya tidak bahagia, tidak dihargai. Dia muak dengan segala aturan dan norma yang berlaku. Begitu hopelessnya, Putra sampe bilang kalau dia tidak peduli lagi sama Tuhan. Tidak mau beribadah lagi. Karena menurutnya sholat dan ibadah lain  tidak membuat hidupnya bahagia. Dia bahkan siap mati dan dibakar di neraka. Dan yang paling memprihatinkan adalah, dia menuding bahwa orangtuanyalah sumber dari semua ketidakbahagiaan itu. Fiuhhh...

Di tengah serunya diskusi saya dengan Putra, ayah datang  bergabung. Berdua kami "mengeroyok" remaja frustasi ini. Mencoba mengajak dia berjuang untuk "memegang remote kehidupannya" , dan tidak membiarkan orang lain mengambil alih "remote" tersebut. Menyuntikkan rasa percaya diri dan keyakinan, bahwa bahagia, sedih, dan sukses ada di tangannya sendiri. Memberi tantangan agar dia bisa menunjukkan kepada orangtuanya bahwa dia adalah anak hebat yang membanggakan. Bla..bla..bla.. Hingga akhirnya dia bisa tersenyum dan menyatakan, akan mencoba menebar kebaikan agar kelak dia menuai kebaikan serupa. 

AlhamdulilLah... selesai. Untuk saat itu. Tapi Putra masih bisa meledak lagi ketika faktor pemicunya terusik. Masih ada  banyak PR buat orangtuanya.

Usai peristiwa Putra, sayapun makin sering "berkaca dan bertanya". Apakah cara yang saya gunakan untuk  -menurut saya- membantu anak-anak meraih suksesnya sudah tepat. Apakah anak-anak bisa menerimanya. Atau jangan-jangan mereka punya pikiran bahwa ibunya ini tukang memaksakan kehendak, suka mengebiri imajinasi, dan tidak bisa memahami jalan pikiran mereka.

Padahal, seperti ibu-ibu yang lain. Saya berkeyakinan bahwa segala aturan yang saya buat adalah karena saya ingin kelak mereka bahagia dan selamat di dunia akhirat . Semata-mata karena saya mencintai mereka. 

Masalahnya adalah... apakah mereka saat ini BAHAGIA dan MERASA DICINTAI?
*duh, jadi galau nih..*





Continue reading ...

Selasa, 23 April 2013

Lelaki dalam gua

9 komentar
Dalam buku-buku tentang perbedaan karakter pria dan wanita. Banyak sekali dibahas tentang perbedaan aksi mereka ketika menghadapi stress.
Wanita mengurangi stress dengan cara bicara alias curhat. Bukan dalam rangka mencari solusi, tapi untuk mendapatkan empati. Yang mereka butuhkan adalah seseorang yang memberikan dukungan sekaligus tempat untuk berbagi rasa. Jika tidak mendapatkan itu, dia akan merasa semakin tertekan.

Kebalikan dari itu, pria yang tertekan justru butuh ketenangan. Mereka lebih suka dibiarkan menyendiri. Untuk sementara waktu mereka akan menutup diri dari lingkungan sekitar, mengisolir diri. Bak masuk kedalam gua, dan memutuskan hubungan dengan dunia luar. 

Nah, saat pria sedang berada dalam kondisi ini, wanita seringkali tidak bisa memahami. Wanita menerjemahkan sebagai tanda bahwa prianya  mengacuhkan, tidak menghargai, -atau yang lebih parah- tidak mencintai lagi. Akibatnya, wanita merasa tersinggung dan marah. Bagi sang pria -yang sudah cukup tertekan dengan masalahnya- akan sulit mengontrol emosi, ketika menghadapi kemarahan pasangannya. Bisa anda bayangkan, ketika dua orang yang sama-sama terbakar emosi bertemu. Hhmmm..mungkin seperti bom waktu yang tinggal menunggu saatnya meledak..

Saya sering membaca teori di atas, dan meng-amini-nya. 

Pastinya anda berpikir bahwa semestinya, ketika pasangan sedang bersembunyi di dalam guanya,  saya mampu memahami dan memaklumi, kalo perlu menciptakan situasi yang kondusif. Biar dia bisa bertapa dengan aman dan damai.


But, factually...it's really-really not  as simple as that!
Ternyata..lelaki yang menarik diri itu nggak ada asyiknya sama sekali. Bikin ilfil. Bahkan dalam level akut, bisa menimbulkan bete yang amat sangat.

Lah, bukannya sudah paham teorinya, kok masih gondok juga sih?

Biar pembaca bisa memaklumi perasaan saya, silakan menyimak suara-suara yang sedang adu argumentasi di kepala *setelah dipasangin loud speaker*
Note : 
    • SM  : Suara Malaikat
    • SS   : Suara Setan
    • S      : Saya
SS  : Eh,biasanya kalo kamu lagi ngomong, suamimu dengerin sambil menatap wajahmu. Malah pake peluk-peluk segala. Kok sekarang, liat aja kagak, apalagi ngerespon. Kayaknya dia gak mau denger apa yang kamu omongin.  Menyepelekan banget deh.

S   : Bener banget. Kayak ngomong sama angin. Gondok deh..
*dan seharian saya cuekin dia*

SM  : Yee, siapa tau dia lagi cape, lagi ada yang dipikirin

S   : Iya juga sih
*merasa bersalah..bikinin minum. nemenin makan*

SS  : Kalo emang ada masalah cerita dong, kamu kan bisa bantu. Berarti dia gak percaya kemampuanmu. Tuh..tuh, kalo kamu deketin dia keliatan gak suka. Tidurnya aja munggungin. Eh..kamu tuh gak dibutuhin lagi. Udah, mending jauh-jauh deh. Jangan mau kalah, cuekin ganti. Gengsi dong, masa cewek yang deketin dulu.
*tidur di kamar anak-anak. Pura-pura nemenin terus ketiduran*

SM  : Hei, dia kan lagi setres. Dan kamu udah tau teorinya, pahamin dong. Itu kan kayak kamu kalo lagi mau dateng bulan. Manyun, bete, jutek, muka kamu gak enak diliat.

S    : Iya juga ya...*inget kelakuan kalo pas PMS*
*pindah ke kamar sendiri. euleuh..*

SS  : Yee..beda dong, itu kan karena hormon. Udah, cuekin aja. Kalo dia minta "jatah" jangan dikasih. Mendingan tidur sama anak-anak aja. Salah sendiri. Kayak gitu mah, perlu dikasih pelajaran. Biar dia tahu kalo kamu itu gak bisa diperlakukan semena-mena.

S  : Sudah..sudaaaaaaahhhhhh...diam semuaaaaa!!!!
*SM dan SS kabur ketakutan*

*tarik napas panjang...merenung..*

Ya Allah..
Begitu lemahnya diri ini
Hamba tahu, dia tidak bermaksud begitu
Dia pasti sedang gundah,
Mengapa hamba justru menambah kegelisahannya
Ampuni.. 
Baru sampai di sini kemampuan hamba menata hati

*lempar emosi dan jaim ke recycle bin, senyum semanis mungkin, bikinin minum, mijitin, and so on...*

Ada yang pernah mengalami kasus seperti ini?


*Big hug for ayah... :D

Continue reading ...

Minggu, 21 April 2013

Hidup Sehat, Sejahtera & Bahagia

1 komentar
Tanggal 15 April lalu saya menghadiri  undangan sebuah Seminar Kesehatan. Tadinya, saya berangkat dengan setengah hati, ngebayangin yang namanya seminar kesehatan pasti ya gitu-gitu aja. Cuma, karena salah satu temanya tentang stroke, saya memaksa diri untuk hadir. Mengapa? Karena selama hampir 9 bulan ini, MbahTi (ibunya suami) menderita stroke. Jadi saya pengen nanya-nanya aja.

Menurut undangan, acara dimulai pukul 7.30, ternyata molor sampe 8.30. Tuh kan, waktunya aja molor, pasti isinya juga gak menarik, begitu pikir saya.
Tapi  ternyata, saya salah sodara-sodara..

Narasumber pertama, dr. Agus Ali Fauzi, Pall Med. Seorang dokter spesialis paliatif medik jebolan sebuah universitas di Perth Australia sono. Beliau ini kocak habis, materi tentang HIDUP SEHAT SEJAHTERA & BAHAGIA disajikan dalam suasana yang heboh dan penuh tawa.
Menurut beliau, gangguan kesehatan disebabkan oleh :
  1.  70 %  karena : Pola pikir  --> hati (sabar dan ikhlas)
  2. 10 %   karena : Pola hidup --> kebiasaan
  3. 20%    karena : Pola makan
Dan berikut ini adalah beberapa tip supaya kita selalu sehat dan bahagia :
  1. Tidur 6 jam per hari
  2. Makan cukup, gizi seimbang, minum 3 s/d 6 gelas air putih setiap pagi
  3. Jalan kaki 15 menit tiap pagi
  4. Makan 1 buah apel tiap hari
  5. Jaga hati dengan banyak bersyukur; tidak mudah marah, tersinggung, sakit hati dan egois; serta tidak mudah mengeluh
  6. Banyak tersenyum. Karena bisa meningkatkan hormon endorphin, kadar lemak baik (HDL), T-Lymphosit Cell dan NK-Cell
  7. Memperbanyak asupan antioksidan
Lanjut ke Narasumber Kedua, dr. Arijanto Jonosewojo, SpPD. FINASIM. Beliau menjabat sebagai Ketua Prodi Pengobat Tradisional FK UNAIR, Kepala Poli Komplementer Alternatif RS Dr. Soetomo, sekaligus Ketua Perhimpunan Peneliti Bahan Obat Alam Surabaya. *Eh, masih ada buanyak lagi jabatan beliau*.

Beliau menyampaikan, persepsi yang saat ini  berkembang di kalangan masyarakat awam adalah bahwa "se-akan-akan semua obat kimia berbahaya, sedangkan obat herbal 100% aman". Padahal, realitanya tidak selalu begitu. Obat kimia diproduksi setelah melewati serangkaian penelitian dan uji klinik. Sedangkan obat herbal yang beredar di pasaran banyak yang baru sampai pada tahap uji pra klinik.
Maksudnya, obat herbal gak bagus gitu ?
Bukan...bukan begitu. Obat herbal memang bagus, berkhasiat, dan ber-side effect lebih minim. Cuma, kita mesti hati-hati. Musti tau, dosisnya seberapa, kontra sama apa. Terlebih untuk obat herbal dalam kemasan. Musti di cek juga, ijin sama komposisinya.
Contoh :
  • Jus buah. Sangat menyehatkan. Tapi kalo diminum bersamaan dengan beberapa jenis obat, bisa menetralkan khasiat obat tersebut.
  • Temulawak. Banyak banget khasiatnya, termasuk mengencerkan darah. Jadi, hati-hati sebelum melakukan tindakan perawatan gigi misalnya, jangan mengkonsumsi temulawak dulu. Bisa mengakibatan pendarahan. Trus para gadis tidak boleh terlalu banyak mengkonsumsinya, karena bisa menyebabkan susah punya anak.
  • Ginseng. Sebaiknya tidak dikonsumsi oleh penderita penyakit jantung. Bisa konslet jantungnya.
Eh, materi di atas sebenarnya sangat menarik, cuma...karena penyampaiannya datar, jadi agak boring dan ngantuk gitu. Hehe, maap ya pak dokter *jewer kuping kanan..

Materi ketiga tentang STROKE, dibawakan oleh dr. Bayu Santoso *gelarnya lupa.hehe.. Yang jelas beliau ini spesialis Rehabilitasi Medik dan merupakan salah satu direktur RS Universitas Airlangga. Biarpun sudah cukup sepuh *lulus FK tahun 1972 bok*, beliau ini kocak juga.
Dan.. materi inilah yang paling saya tunggu.
Pada kesempatan itu beliau memaparkan bahwa stroke adalah pembunuh nomer 3 di Indonesia. Ih, syeremmm. 
Sebenernya stroke itu apa sih?
Stroke adalah kerusakan jaringan otak yang terjadi mendadak akibat adanya gangguan sirkulasi darah di otak. Bisa karena pembuluh darah yang tersumbat, atau pecah.  Akibatnya, sel-sel otakpun akan mati. Itulah yang menyebabkan kelumpuhan pada organ tubuh yang seharusnya dikendalikan oleh saraf yang mati itu.

Faktor penyebab stroke antara lain :
  1. Hipertensi
  2. Diabetes
  3. Penyakit jantung
  4. Dislipidemia (kolesterol)
  5. Perokok berat
  6. Peminum alkohol
  7. Kegemukan dan kurang olahraga
  8. Tekanan fisik / psikis berat
  9.  Genetik
Nah,biar gak kecolongan, kita musti waspada kalau ada gejala berikut :
  1. Nyeri kepala hebat
  2. Terjadi gangguan penglihatan
  3. Terjadi gangguan berjalan dan kepala terasa mbliyur *tulisan di slidenya emang begitu. dan saya males mikir padanan katanya
  4. Kebingungan dan sukar bicara
  5. Baal (mati rasa) di daerah muka, lengan/tangan, tungkai/kaki.
Segera hubungi dokter anda...sebelum menyesal di kemudian hari.

Trus, kalo udah terlanjur stroke gimana dong?
Selain harus mengkonsumsi obat-obat tertentu, dibutuhkan Rehabilitasi Medik. Tujuannya adalah untuk :
  1. Mencegah terjadinya komplikasi
  2. Melatih dengan menggunakan metode dan alat-alat tertentu
  3. Memberikan rangsangan agar otak mampu ber-recovery
  4. Memperbaiki kualitas hidup
Begitulah sebagian materi yang saya dapat diseminar yang ditutup pada pukul 13.00 itu. Kebayang gak betapa pegel pinggang saya setelah duduk berjam-jam. Padahal sebagai undangan VIP *hehe..sombong dikit* saya duduknya di kursi empuk yang bisa muter-muter. Gimana yang duduknya di kursi biasa ya?

*kalo ada kesalahan penulisan istilah kedokteran mohon maap yaa.. maklum nggak pernah sekolah dokter*

Continue reading ...

Jumat, 19 April 2013

Horeee...berat badanku nambah!

0 komentar
Horeee!!! AlhamdulilLah, Allahu Akbar *loncat-loncat kegirangan*
Hati ini serasa berbunga-bunga  melihat jarum di timbangan badan menunjuk angka 48. Benar-benar sebuah rekor pencapaian berat badan terbaik seumur hidup saya. Heran? Hehe..perlu diketahui, dari kecil saya ini dianugerahi tubuh langsing *baca kurus*. Seragam kelas 1 SD tetep bisa dipakai sampai lulus. Kebayang kan betapa bahagianya orangtua saya karena enggak perlu keluar banyak duit tiap tahun ajaran baru. Masuk SMP, tidak terlihat pertumbuhan berarti. Menginjak SLTA..mulai deh tumbuh cepat. Tapi ke atas,  meninggi doang. Begitu terus sampe waktu kuliah. Tapi waktu itu, perkara BB *berat badan, bukan black berry.juga bukan bau badan* ini belum jadi masalah yang berarti buat saya. Apalagi banyak orang bilang, "Ntar kalo udah nikah pasti gemukan". 

Tapiii...ternyata setelah menikahpun, berat tetep segitu-gitunya aja. Istiqomah di angka 43. Kata orang lagi,"Tunggu aja, kalo dah punya anak dijamin melar". Whuaaa...tak sabar rasanya. Lalu sayapun hamil dan melahirkan anak pertama. Penuh harap cemas, sayapun nimbang badan. Kok...gak nambah juga yak. Malah sempet ada di kisaran 41,5 kg. Gak tau deh gimana penampakanku waktu itu. Pantes aja dulu kalo lewat jalan yang sepi, ayah suka bilang,"Ati-ati lo! di sini banyak anjing".

Setelah melahirkan anak kedua, lanjut anak ketiga...Nampaknya tidak ada perkembangan. Selalu setia di angka 43 - 45. Kalo sudah sampe angka 45, ada aja masalahnya. Yang maag kambuh lah. Yang sariawan lah. Yang gak napsu makan lah. Yang banyak kegiatan lah. Ujung-ujungnya melorot lagi ke angka 43/44. Sampe curiga sama timbangan di rumah. Jangan-jangan rusak kali ya.. Kok jarumnya gak pernah mau bergeser melewati angka 45. Tapi..kalo ayah yang naek kok dia mau gerak ? Pasti dia sentimen sama aku. 

Hhh..lama-lama jadi masalah serius juga. Lebih sebel lagi, tiap ketemu temen suka dibilang gini,"Ih, kok tambah langsing sih". Padahal setengah mati saya berharap ada yang bilang,"Aduh, makin berisi nih". Gimana gak panas coba..
Secara, umur udah segini, anak dah ABG..masak emaknya tetep cungkring. Gak ada wibawanya sama sekali. Kasian sama ayah juga. Kesannya dia gak mensejahterakan istrinya. Atau yang lebih parah, orang bakal ngira kalo dia yang ngabisin makanan di rumah. Sampe-sampe anak istrinya gak kebagian. Soale postur anak-anak ngikut saya. Ceking semua. Hehe..

Akhirnya, paska bulan Ramadlan lalu, dengan BB 43,5 kg, sayapun mencanangkan "Gerakan Menambah BB". Pake niat yang serius banget. BismilLah..
Mulai deh browsing cari tau apa aja sih yang bisa nambah BB. Berkelana dari satu forum ke forum lain. Yang masuk akal, langsung dipraktekin.
Mau tau apa aja yang udah saya lakuin :

Menambah porsi makan
Sungguh..ini benar-benar tidak mudah. Soalnya kapasitas perut saya sangat terbatas. Kekenyangan dikit, salah makan, makan terlalu malam..maag pasti kambuh. Saya gak suka bakso, soto, rawon, mie, sate, gorengan, apapun yang mengandung lemak..Bisa masuk sih, tapi mual. Lain ceritanya kalo dikasih asinan, manisan, rujak, salad, wih..bisa kalap. Padahal itu gak bakal bikin gemuk kan. Akhirnya, mesti cerdas *bahasanya rek!*  cari makanan yang porsinya kecil tapi mengandung kalori besar. Banyakin minum susu. Rasanya?..hadeuh, eneg, sebah, sakit. Demi BB ideal kudu tahan deh..

Olahraga
Saya coba renang : Dapet 3 kali, ternyata kulitnya jadi belang. Trus stop deh. Hehe..
Fitness : Ini olahraga ok banget. Saya suka. Di badan berasa seger. Tapi lama-lama kok males berangkatnya ya..
Senam di rumah : 2 hari sekali. Itu target awal. Prakteknya seminggu sekali.

Akupunktur
Fungsinya lebih ke - benerin pencernaan sih. Saya paling suka treatment ini. Gampang dan gak sakit. Cuma tempatnya agak jauh dan sering macet. Lama-lama males juga. Sekarang cuma sesekali aja sih..

Minum serbuk suplemen organik
Rasanya gak enak. Tapi dipaksain sampe sekarang..

Dan..entah karena efek akupunktur atau si suplemen, saya tidak tau. Yang jelas sekarang lambung saya berasa jauh lebih enak. Gak sebah. Gak pernah sariawan lagi. Padahal dulu itu langganan. Kalo maag kambuh, sariawannya pasti nongol. Begitu juga sebaliknya. Oya, tiba-tiba aja saya jadi gampang laper. Porsi tetep sedikit sih, tapi bisa lebih sering. Jadi, jadwal makan saya sekarang sebagai berikut :
  • Jam 5 pagi suka laper. Minum segelas susu
  • Sarapan sekitar jam7.30. Porsi nasinya sama kayak porsi kucing. Itu kata ibu mertua lho..
  • Jam 8 minum serbuk organik
  • Jam 10 ngemil roti / minum susu
  • Makan siang antara jam 11.30 - 12.30
  • Makan malam jam 4 - 5. Karena kalo makan lebih dari jam itu, besok paginya perut saya bisa sakit.
  • Jam 7 minum susu / ngemil roti lagi
Hasilnya...Sekian lama enggak nimbang *saking gondoknya, tiap nimbang gak nambah-nambah*..sampe tadi pagi. Ternyata....OMG, 48 kilo sodara-sodara. Pantesan..celana panjang saya berasa sempit banget. Saking bahagianya saya sampe loncat-loncat. Pengen meluk semua orang..
Eit tunggu..jangan puas dulu. Target belum tercapai. Mestinya berat ideal saya 53kg. Masih kurang 5kg lagi. Semangatttt!!!!! Aku pasti bisa..

Continue reading ...

Sabtu, 06 April 2013

Dag dig dug jelang Ujian Nasional

1 komentar
Anda yang putra/putrinya sedang duduk di kelas VI Sekolah Dasar (atau kls IX dan XII) pasti saat ini lagi dag dig dug. Harap-harap cemas menghadapi Ujian Nasional yang akan dilaksanakan bulan depan. Segala upaya rasanya pengen dilakukan (yang positif tentunya). Baik oleh orangtua, pihak sekolah, maupun si anak itu sendiri.

Sejak naik ke kelas VI (atau IX dan XII) mereka sudah dikondisikan untuk belajar, belajar, dan belajar. Pihak sekolah, tentunya ingin semua siswanya lulus dengan nilai memuaskan. Karena ini akan berpengaruh pada image sekolah tersebut. Segala carapun ditempuh. Mulai try out yang dilaksanakan secara kontinyu , sampai pembagian kisi-kisi soal UN. Dari sisi spiritual, sekolah juga kerap mengadakan mabit (menginap di sekolah untuk sholat lail dan berdoa bersama). Tidak ketinggalan, motivasipun disuntikkan kepada para siswa.


Lantas bagaimana dengan orangtua siswa?..Waahh..lebih panik lagi. Nggak bisa lihat si anak main atau bersanta-santai, bawaannya pengen komen melulu. "Ayo belajar! Jangan enak2an, UN sudah dekat. Kalo gak lulus gimana?" 


Duhai para orangtua...
Mari sejenak kita merenung..
Memang sih, sekarang standar kelulusan dipatok cukup tinggi. Dan lulus saja belum cukup. Karena setelah itu putra putri kita masih harus berjuang memperebutkan kursi di sekolah lanjutan. Di mana persaingannya cukup ketat, apalagi untuk sekolah-sekolah favorit.  (Jadi inget, tahun kemaren Efan harus bersaing dengan sekitar 930-an pendaftar sebuah SMUN di kota kami. Pagunya 330 siswa).
Sebenarnya -menurut saya-, kita tidak perlu terlalu panik kok. Karena sistem pendidikan sudah ditata sedemikian rupa. Dinas Pendidikan telah menyiapkan kisi-kisi soal UN. Kisi-kisi ini dibahas tuntas di sekolah.
Mulai semester 2, hampir tiap hari anak-anak dicekoki aneka soal dan try out. Soalnya bisa sampe ratusan lo.. Belum lagi di tempat les. Ketemu soal-soal juga. Eh, di rumah masih disuruh belajar lagi.  (Padahal mereka ini sepertinya sampe hafal bentuk soal yang akan muncul di ujian nanti. Bahkan mereka juga sudah dibekali trik untuk mengisi jawaban ujian).

Nah sekarang kebayang nggak? Gimana  jenuh dan capeknya. Kalau saja kita bisa melihat isi otak mereka. Barangkali kondisinya membara, atau malah kusut, mbulet dan ruwet. Atau jangan-jangan malah sudah korslet.
Mereka ini stress stadium akhir. So, rasanya tidak perlu lagi kita menambahkan stressing itu dengan kalimat yang merendahkan, mengancam, dan menakut-nakuti.
Tapi bukan berarti kita lantas membiarkan mereka semaunya sendiri tanpa usaha. Motivasi teteup dong.. 

Kalo kata Faiq , "Orang-orang tuh gak tahu gimana rasanya jadi kelas VI. Capek, bosen...". Hehe...sabar ya dek. Smoga upayamu dimudahkan Allah. Dan smoga ini kelak menjadi bekal untuk kebahagiaan dan keselamatan hidupmu di dunia akhirat. Aamiin. 
I always pray for you..
Continue reading ...

Kamis, 04 April 2013

Beras Cerdas

0 komentar
Beberapa waktu lalu saya mendapat undangan Sosialisasi Beras Cerdas dari Managemen sebuah perusahaan BUMN, yang bekerjasama dengan Badan Ketahanan Pangan Jawa Timur. Langsung saja muncul tanya di benak saya. Beras Cerdas ? apa pula ini. Apakah beras varian baru, yang kalau dikonsumsi bisa meningkatkan kecerdasan? Atau apa? Penasaran mode on..

Berbekal rasa itu, saya pun menghadiri  acara tersebut keesokan harinya. Dan...setelah penjabaran  oleh Bapak Achmad Subagio, PhD - penemu komposisi beras cerdas- saya pun jadi ngeh. O....gitu toh maksudnya...
Begini sodara-sodara.. Sebenarnya acara ini adalah follow up dari Gerakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan -topik ini sudah saya publish dengan judul Jangan Makan Nasi! - . 
Nah, sebagai salah satu upaya untuk menyediakan bahan alternatif pengganti beras, maka pemerintah bekerjasama dengan pihak-pihak terkait. Melalui serangkaian penelitian dan eksperimen, akhirnya ditemukan sebuah komposisi yang dinamakan BERAS CERDAS.
Beras cerdas ternyata bukanlah sebuah varian baru dari padi. Ini adalah beras analog alias beras "jadi-jadian". What?.. Ya, bukan beras betulan. Makin penasaran kan?

Jadi..sebenarnya "beras" ini dibuat dari perpaduan beberapa komponen  yang mampu memenuhi kebutuhan gizi kita. Seperti tepung cassava , tepung beras modifikasi, sayuran, minyak sawit, dan beberapa bahan lain. Bahan-bahan tersebut di mix dan dicetak hingga berbentuk mirip butiran beras. 
Lantas mengapa diberi embel-embel nama "cerdas"?
Jawabannya, karena : 
cerdas bahan baku 
Komposisi utamanya adalah tepung cassava yang berasal dari singkong. Singkong merupakan tumbuhan asli Indonesia yang mudah ditanam, di hampir semua daerah di Indonesia. Minim biaya perawatan pula..

cerdas proses
Diproses dengan teknologi yang mudah dan murah, sehingga dapat diproduksi dengan peralatan yang sederhana.

cerdas cara memasak
Cara memasaknya praktis. Cukup disiram air panas, tunggu sampai air terserap. Kemudian kukus selama 10 menit. Mateng deh..

ini nih penampakan si beras cerdas

Selain cerdas-cerdas di atas, masih ada beberapa kelebihan beras ini :
  • Kandungan protein, serat, vitamin dan mineralnya lebih tinggi
  • Bebas gluten
  • Kadar gula lebih rendah
  • Terdiri dari 5 varian. Yaitu : reguler, Fortifikasi (bisa ditambahkan zat-zat tertentu yang dibutuhkan), untuk anak masa pertumbuhan, penderita kolesterol dan diabet.
  • Bisa diolah menjadi aneka makanan seperti beras biasa. Misalnya, nasi uduk, nasi goreng, dsb.
Menarik  kan?... Trus gimana dengan rasanya? 
Dengan semangat empat lima, sayapun mencicipi nasi cerdas yang disajikan bersama sayur lodeh rebung, oseng jambal pedas, tahu tempe bacem, plus otak-otak bandeng. Hhmmm..nyam nyam...
Teksturnya pulen seperti nasi biasa. Rasanya ... ada sedikit aroma dan rasa khas olahan singkong. Agak-agak apek gitu. But..so far masih ok kok. Cuma, mungkin kalo untuk lidah anak-anak, kayaknya butuh pembiasaan yang lebih lama.

Anyway..salut deh sama tim yang membidani lahirnya beras cerdas ini. Semoga bisa menjadi sumber pangan alternatif. 
Ayo!!! siapa mau coba?
Continue reading ...

Jumat, 08 Maret 2013

Semua karena pertandingan sepakbola..

0 komentar
Rumah kami berada di dekat Stadion Olahraga Petrokimia Gresik. Ada enak, dan gak enaknya. Enaknya, mau olahraga atau melihat event-event tertentu, dekat banget. Gak enaknya, setiap ada event, jalanan jadi macet. Apalagi kalo ada pertandingan sepakbola. Wuih..lebih heboh lagi. Dan karena pertandingan sepakbola biasanya diselenggarakan sore, saya cukup merasa terganggu saat menjemput Faiq dan Eza dari sekolah. Why? Begitu keluar komplek perumahan, saya langsung disambut parade motor. Mereka ini kan senengnya bergerombol dan menguasai jalan.  Dengan suara knalpot yang meraung-raung pula.  Kalau diperhatikan, mayoritas mereka masih muda-muda banget. Boncengan 3, tanpa helm, tanpa peduli rambu lalu lintas. Akibatnya saya dan pengguna jalan lain harus rela menjalankan kendaraan dengan speed minimum. Yah, kalau sudah begini, yang bisa dilakukan cuma tarik napas panjang untuk memompa kesabaran.  

Begitu pula yang terjadi kemaren sore. "Aduh, ada pertandingan bola lagi," batin saya. Saya tidak tahu kesebelasan mana yang bertanding, yang jelas kemacetan lebih parah dari biasanya. Massa terlihat lebih banyak. Pulangnya, saya memilih lewat jalan lain, meskipun harus memutar. Cari aman dan nyaman aja deh. Dan.. sesampenya di rumah sayapun  lupa dengan hiruk pikuk sepakbola. Biarpun sesekali terdengar tiupan  terompet khas supporter bola. 

Kebetulan Efan -si sulung- kemaren pergi ke Malang untuk acara studi ekskursi. Bersama rombongan sekolahnya (SLTA), mereka pergi dengan mengendarai 6 buah bus. Menurut jadwal, harusnya mereka sudah sampai sekitar pukul 21.00. Saya sudah pesan ke Efan untuk berkirim sms waktu busnya keluar pintu tol. Maksudnya biar begitu bus nyampe, saya sudah siap di lokasi penjemputan. Ketika pukul 21.00 tidak ada kabar, sayapun menanyakan di mana posisinya saat itu. Dia bilang, "keluar tol Waru, jalanan macet". -Dari Waru ke Gresik, biasa ditempuh dalam waktu kurang dari 1 jam-. Ok, saya putuskan untuk menunggu sambil menahan kantuk. Sementara ayah merebahkan badan di kamar dengan pesan,"Kalo Efan sms, bangunin ayah ya"
Waktu terus berjalan. Jarum jam dinding menunjukkan pukul 23.00, Efan belum sms. Saya coba telfon, tidak diangkat. Hati  mulai bertanya-tanya, ada apa gerangan. 
Pukul 24.00 lebih, ada pesan masuk, dari Efan. Dia kasih kabar bahwa bus belum bergerak, gara-gara bola. 
Ayah yang sudah bangun langsung nyalain smart phonenya, dengerin siaran streaming sebuah stasiun radio. Olala.....

Ternyata telah terjadi huru hara di luar sana*lebay mode on*. Baru saya ngeh, ternyata yang bertanding bola sore itu adalah Persegres menjamu Arema *cerita lengkapnya pasti sudah tayang di TV dan koran hari ini*. Buntutnya, malam itu ada sweeping kendaraan dengan plat nomer tertentu, dan hasilnya sebuah motor berhasil dibakar massa. Di tempat lain, sebuah truk sampah milik pemkot Surabaya, dan sebuah truk lain yang sedang melintas juga dibakar. Ada yang melempari rumah warga, merusak fasilitas umum. Tol pun lumpuh. Begitu banyak kendaraan yang terjebak di sana hingga 5 jam. Di antaranya terselip ambulan, dan bus yang ditumpangi Efan. 
Ya Allah...hati ini merasa miris, geram, marah... Saya "betul-betul amat sangat" tidak bisa memahami, apa sih  yang terlintas di benak para pelaku kejadian di atas. Kok bisa ya? Apa mereka sama sekali tidak berpikir bahwa yang mereka lakukan,telah merugikan begitu banyak orang. Begitu banyak kepentingan. 

Ini bukan kejadian pertama. Sepertinya, pasca banyak pertandingan bola, timbul aksi-aksi serupa. Sebuah tanya muncul di kepala saya yang notabene adalah seorang ibu, yang tidak paham tentang persepak bolaan. Jika...kejadian serupa seringkali berulang, kenapa masih diselenggarakan? Mohon maaf buat para penggemar bola dan pihak-pihak terkait. Bukannya saya tidak mendukung olahraga. Saya hanya berpikir apakah itu sepadan dengan keresahan yang ditimbulkan?

Kembali ke Efan, pukul 00.30 dia berkirim pesan. "Sudah jalan bu, lancar", begitu bunyinya. Dan satu jam berikutnya, dia menemui kami -yang menunggu bersama wali murid lain- di lapangan dekat sekolahnya. AlhamdulilLah..
Sssstttt...saya baru bisa memejamkan mata sekitar pukul 03.00, 90 menit sebelum subuh..



Continue reading ...

Rabu, 06 Maret 2013

Mom Ojeker

0 komentar
Seperti biasa, pagi tadi saya mengantar Faiq dan Eza berangkat sekolah. Untuk mengarungi*hehe..lebay deh*  jarak sekitar 5km itu, saya lebih suka pake motor. Yup..sepeda motor matik tepatnya. Kenapa di saat teman-teman lebih suka naik mobil saya justru bermotor ria? Padahal, jelas-jelas lebih lebih nyaman naik mobil. Gak kena asap knalpot yang bikin hidung jadi gatel sampe bersin-bersin. Adem pula...
Here is the reason :
Waktu berangkat sekolah adalah jam sibuk dimana jalanan dipadati aneka kendaraan. Hampir semua tergesa-gesa. Baik yang menuju tempat  kerja, maupun sekolah. Dan bisa dipastikan kepadatan ini akhirnya menciptakan macet serta ruwet. Tidak hanya di jalan raya... di area parkir sekolah juga. 

Kalo naik mobil.. kebayang gak, gimana betenya pas lagi ngejar waktu, sementara kendaraan kita tak berkutik. Maju tak bisa, nyalip pun gak mungkin. Ditambah kicauan anak-anak, "waduh, kalo telat, bakal disuruh ke kantor nih". Belum lagi bunyi klakson dari kendaraan di belakang yang terus-terusan di pencet. Huft..kadang suka bingung juga. Maksud mereka nge-klakson tuh apa sih? Apa dikiranya kita sengaja berhenti buat menikmati suasana macet kali ya. Pan kita juga pengen buru-buru. 

Nah, laen ceritanya kalo naik motor. Di atas bodi rampingnya, saya bisa meliuk-liuk di sela mobil-mobil yang merayap *dan kadang mendekam* itu. "Berhasil! berhasil! horeee!"   begitu hati saya bersorak tiap kali menyalip. Walhasil...saya bisa sampe sekolah dengan lebih cepat. Dan, anak-anak tidak perlu berurusan dengan guru piket di kantor. Tapi harap dicatat ya, biarpun meliuk-liuk begitu, saya tetap tertib berlalu lintas lho. 

Ngomong-ngomong soal tertib berlalu lintas, kayaknya banyak yang masih kacau deh. Sering lihat kan? Pas lampu merah nyala, eh masih nerobos juga. Atau tiba-tiba belok motong jalan tanpa kasih tanda. Kita sesak napas, dianya ngacir tanpa dosa *Jangan-jangan mereka gak ngeh kalo tiap kendaraan dibekali lampu sein*. Pernah gara-gara kasus serupa, saya harus ngerem mendadak, sampe Eza  terpental kejedot dashboard. Akibatnya, mulut dia jadi manyun. 
Ada lagi, sudah nyalain lampu sein sih, tapi nggak dimatiin. Kendaraan di belakangnya kan jadi bingung. Belum lagi motor yang jalannya zig zag. Atau yang lebih parah, mengendara motor sambil sms-an. Haduuuhhh.. Nantang bahaya banget deh. 

Suka kepikiran.. gimana ya caranya bikin orang sadar. Bahwa ketidak tertiban berlalulintas itu , selain membahayakan diri sendiri, juga merugikan orang lain. Bahwa itu bisa dikategorikan sebagai salah satu bentuk kedzoliman.
Hmmm..kalau harus menyadarkan orang lain, kayaknya sulit ya. Mungkin akan lebih mudah kalau kita mulai dari lingkungan atau keluarga kita dulu. Sebagai orangtua kita bisa mulai  menanamkan kesadaran dan aturan lalu lintas yang benar kepada anak-anak sejak dini. Dengan memberikan contoh yang baik, semoga -ketika tiba saatnya mereka berkendara kelak- mereka akan mengingatnya, dan menjadi pengendara yang tertib dan santun.

Itu cerita saya...satu dari sekian banyak mom ojekers. Ibu yang berprofesi sebagai tukang ojek buat anak-anaknya. Lantas..apakah saya juga masih ngojek saat menjemput sekolah pukul 15.30? Hehe...karena buat pulang gak perlu terburu-buru, kayaknya enakan pake mobil deh..
Continue reading ...

Selasa, 19 Februari 2013

One more time..bersama hiu yang murah senyum

2 komentar
Sudah cukup lama tidak lagi membacakan cerita sebelum tidur buat Eza. Karena sekarang, selain ritual baca ayat kursi, an Naas, al Falaq, al Ikhlas, dan mengulang hafalan surat pendeknya, dia lebih memilih mendengarkan cerita dari ayah. 

Nah, karena ayah sedang tugas keluar kota, semalam dia mengambil buku dan minta dibacakan. Dan buku yang dia ambil adalah..... sebuah buku tipis berjudul Smiley Shark. Hahaha...ketemu lagi. Ini adalah buku favoritnya sejak dia masih dalam gendongan. Gak tau sudah berapa kali aku membacakan buku ini. Bisa jadi sampai ratusan kali. Atau ribuan?..*halahh lebay.. Rasanya aku sampe hafal kata-kata yang ada di dalamnya. Malah dulu sampe bosen juga bacanya, karena dalam sehari Eza bisa minta dibacakan beberapa kali. 
Begini nih penampakan cover nya. Hhmm..lama gak ketemu, kangen juga sama si smiley shark.. :

sumber : google

Buku bilingual ini bercerita tentang seekor hiu ramah yang murah senyum. Dia kepingin bisa bermain bareng temen-temennya di laut. Tapi sayangnya, tiap kali dia mendekat dan mencoba menyapa sambil tersenyum ramah, makhluk-makhluk laut itu kabur ketakutan begitu melihat deretan gigi runcingnya. Dia begitu sedih, dan akhirnya memilih untuk berpuas hati hanya dengan memandang keceriaan teman-temannya dari kejauhan. 
Sampe suatu ketika, teman-temannya terperangkap dalam jaring seorang nelayan, dan menghiba minta tolong padanya. Satu-satunyanya cara yang dia tahu untuk menolong adalah dengan...TERSENYUM pada sang nelayan. Begitu melihat gigi runcing seekor hiu, nelayanpun histeris lantas kabur dengan meninggalkan jaringnya. Selamatlah makhluk-makhluk laut imut itu. Endingnya...mereka bisa menerima si smiley shark menjadi bagian dari mereka, dan bermain bersama.
Cerita yang sangat simpel. Aku juga heran, apa ya yang bikin Eza ketagihan sama buku ini.  Gak ada bosennya...

Dan seperti biasa, saat aku bacakan kalimat terakhir  yang berbunyi "Sekarang, di lautan yang dalam, hiu murah senyum dan teman-temannya bisa terlihat menukik dan mencebur, meliuk dan menghambur, melesat dan meluncur, diiringi bunyi debar debur dan...TERSENYUM"... Ezapun tertawa lebar. Ah senangnya...*jadi curiga, jangan-jangan yang dia ketawain adalah gaya membaca emaknya, bukan isi bukunya.
Itu buku favorit Eza. Apa buku favorit buah hati anda tercinta ?

Continue reading ...

Jumat, 25 Januari 2013

Lagi-lagi...Selingkuh!

0 komentar



Sudah cukup lama nggak bikin postingan baru.  Sampai kemaren siang, ketika tidurku terganggu dengan bunyi notifikasi ponsel. Mencoba tidur lagi, dengan dalih memanjakan diri di hari libur...ternyata gagal. Akhirnya aku bangun dan membuka pesan yang masuk via whatsapp. Ternyata..dari seorang teman yang sudah cukup lama gak ketemu.  Dan...apa yang aku baca membuat keinginan menulis tidak bisa dibendung  lagi, gak peduli tugas masih numpuk. *baca : EMOSI*


Temanku cerita kalau saat ini suaminya berubah menjadi sosok yang sangat pelit dan pemarah. Padahal dulu aku tahu persis, temanku ini mendapat jatah belanja yang cukup. Suaminya juga tipe pria pendiam dan santun. Gak neko-neko istilahnya. Perubahan ini terjadi sejak sang suami punya hubungan dengan perempuan lain yang notabene adalah bawahannya  di kantor. Perempuan yang sudah berkeluarga dan punya 2 anak balita. Perempuan yang saling berkirim pesan mesra dengan suaminya. Pesan-pesan ala ABG kasmaran. Bahkan masing-masing punya panggilan sayang. Kepada orangtuanya, sang suami menyatakan kalo cinta buat istrinya sudah terkikis. "Dulu waktu masih hidup susah aku dampingi dia. Sekarang, setelah sukses dia tinggalin aku", begitu tulis temanku.
Lantas aku tanya dia, apa rencananya ke depan. Dia bilang, biarpun sakit dan perih dia akan bertahan DEMI ANAK-ANAKNYA ! Karena dia belum mampu mecukupi kebutuhan finansial  mereka.


Robbiiii...Sekali lagi aku harus mendengar kisah tentang ketidaksetiaan. Dalam bulan ini saja ada 2 curhat sejenis. Entah kenapa, tiba-tiba saja tubuhku merinding, darahku serasa memanas dan rasanya pengen marah. Tanpa tau harus marah ke siapa. Sedih, kasian, heran, gak habis pikir...kenapa sih jaman sekarang ini begitu mudahnya orang  berhianat. Kenapa kesetiaan jadi sesuatu yang langka. Atau malah menuju  punah.

Ada yang berpendapat, ketika perselingkuhan terjadi, pasti ada sesuatu yang salah dalam rumah tangga tersebut. Aku termasuk golongan yang gemas dengan pendapat ini. 
OK..taruh kata, memang ada yang salah. Aku pengen tau, apa ada rumah tangga yang tidak pernah melakukan kesalahan? Apa ada suami atau istri yang tidak pernah salah? Suami istri yang tidak punya kekurangan? *Ada sih.... kalo mau cari di surga. Itu juga kalo nanti masuk surga*
Kenapa kesalahan / kekurangan pasangan selalu dijadikan alasan untuk membenarkan penghianatan. "Sudah tidak cocok lagi. Dia tidak bisa mengerti saya", begitu argumennya. 
Ke mana perginya cinta yang dulu menyatukan mereka dalam ikatan pernikahan. Lupakah mereka dengan masa-masa penuh perjuangan di awal perjalanan rumah tangga.
Kalaupun ada salah dan kurang, kenapa tidak diperbaiki? Atau kalo memang merasa sudah tidak mungkin diperbaiki, kenapa tidak disampaikan saja? Kemudian berpisah secara baik-baik. Setelah itu, terserah...Karena sebagai orang yang bebas, sah-sah saja menjalin hubungan dengan orang yang didambakan. 
Begitu seharusnya sikap seorang pria jantan. Bukannya malah  menjalin hubungan diam-diam karena takut menanggung resiko. Resiko kehilangan karir, materi, dan prestise.

Apapun alasan perselingkuhan, pria atau perempuan....pasti akan meninggalkan rasa sakit buat pasangannya. 
Dan aku amat sangat yakin sekali..bahwa ketika seorang manusia menyakiti manusia lain, kelak dia akan mendapat balasan serupa. Entah dalam bentuk seperti apa. 
Kenapa bisa seyakin itu? Karena aku banyak melihat akhir dari kisah-kisah semacam ini. Pria ataupun perempuan yang pernah meninggalkan pasangannya demi menuruti nafsu mereka. Betapa di masa tuanya mereka sendirian. Banyak yang tanpa harta dan tahta. Menghiba, memohon maaf pada pasangan dan anak-anak yang pernah dicampakkan. 
Kasihan sekali..tapi itu adalah jalan yang telah mereka pilih sendiri. Lubang yang mereka gali sendiri.
Sebaliknya pasangan yang pernah disakiti, banyak juga yang akhirnya menjalani hidup yang damai bersama orang lain. Seseorang yang  mampu menyembuhkan luka hati. Seseorang yang sanggup mencintai dengan tulus.
Allah Maha Melihat...Dia juga Maha Adil. PerhitunganNya tidak pernah salah atau kurang sedikitpun. 
Hadeuh..kenapa aku jadi ikutan emosi gini ...apa karna pengaruh sindrom pramenstruasi yak? Kok denger cerita gini emosiku langsung kesulut. Sampe-sampe si ayah kena imbas. Jadi sasaran amarah yang gak jelas. Sorry  ayah..

Cloudy Friday : Jan, 25th 2013 
Continue reading ...

Sabtu, 05 Januari 2013

Virus Merah Jambu

0 komentar
Saat ini, rasanya semua orang -mulai murid SD sampe nenek-nenek gaul-  tahu apa maksud dari logo di samping ini. Yak, betul..ini adalah logo facebook. Sebuah jejaring sosial yang begitu populer. Tempat di mana kita bisa menyampaikan apa yang ada dalam pikiran dan perasaan. Bisa juga jadi ajang narsis ria buat publish foto terbaru atau menginformasikan posisi kita.  Sarana saling menyapa ataupun menanyakan kabar. Media untuk berdakwah, berbagi inspirasi dan motivasi. Atau buat mencari teman dari masa lalu yang sudah lama sekali putus komunikasi. Malah bisa juga buat gelar dagangan. Emang luar biasa  si facebook ini.

Ngomong-ngomong soal teman dan saling komen dalam status... keliatannya seru dan asyik ya?
Nah, dari yang seru dan asyik inilah tercipta banyak kisah antara facebooker pria dan wanita. 
Ada yang dari sekedar say hello, lanjut ke chatting. Lama-lama muncul rasa nyaman dan suka.
Ada juga yang jaman sekolah dulu  sempat naksir tapi gak kesampaian. Sekarang, lewat facebook dia berani cerita tentang perasaan yang disimpannya . 
Atau yang dulunya sempat punya "hubungan khusus", tapi akhirnya menikah dengan orang lain.
Terselip juga orang-orang yang sedang galau dengan kondisi rumah tangganya, dan mencoba menghibur diri dengan mencari "teman" di dunia maya.

Kisah-kisah di atas tadi, ada yang cukup dengan berakhir di kolom chatting saja. 
Tapiii.. ada juga yang  memilih untuk melanjutkan kisahnya di dunia nyata. Memperjuangkan romantisme yang nampak indah dan menghanyutkan.

Buat yang masih berstatus single sih gak masalah. Eh..bisa jadi masalah juga sih. Sekarang kan banyak anak perempuan yang hilang..dan ternyata kabur sama laki-laki yang dia kenal via facebook. Bahkan sampe rela menyerahkan kehormatan pada lelaki yang gak jelas latar belakangnya. Atau sebaliknya, ada teman adikku -kerja di luar negri- yang saking terpikatnya, sampe berencana menikah dengan perempuan yang dikenal di facebook. Dia ini sampe mengirimkan uang dalam jumlah lumayan buat persiapan pernikahan. Waktu pulang ke Indonesia dan nyari alamat gadis pujaannya, barulah dia sadar kalo sudah...tertipuuuu.

Back to the romantism... 
Trus gimana dengan yang berstatus ganda campuran alias sudah menikah?.. Setali tiga uang. Banyak yang terlena dengan buaian kata-kata indah merayu, dan diam-diam menjalin perasaan. Lupa sama pasangan yang sekian lama menemaninya dalam duka dan... suka(?). Apalagi sekarang kan musimnya, dari facebook berkembang bikin grup, ujung-ujungnya reunian. Reuninya sih bagus...Trus di situ ketemu deh sama teman lama, teman yang pernah ditaksir, atau mantan pacar. Oh...si dia kok tambah menarik ya, keliatan wibawa ya.. 
Paska reuni masih tersisa debar-debar rasa, yang bisa dipupuk via chatting. Akhirnya jadilah CLBK (Cinta Lama Bersemi Kembali). Kadang geli juga kalo liat kelakuan para 'pra manula' yang lagi dimabuk cinta semu ini. Gak jelas, apa mereka ini bener-bener serius menjalaninya, atau sekedar intermezzo. Atau malah jadi  pelarian dari kejenuhan yang mereka alami.

Mungkin tadi anda mengernyit heran, kenapa logo facebook yang identik dengan warna biru, di sini menjadi merah jambu. Sengaja..karena facebook ternyata bisa menjadi salah satu  media  untuk menyambung rasa yang bernama cinta. Rasa yang kerap ditampilkan dengan wujud warna merah jambu -entah siapa yang mulai, dan kenapa bukan warna khaki, kesukaan saya-. Kenapa saya menulis ini, saya hanya ingin mengingatkan. Bahwa sekarang ada virus merah jambu yang harus diwaspadai. Tidak seperti virus trojan yang bisa dilumpuhkan dengan program antivirus. Virus merah jambu hanya dapat dilawan dengan kekuatan iman dan hati manusia yang diserangnya.

Kalo begitu, berarti facebook ini bahaya dong?..tentu saja tidak. Facebook sama dengan pisau. Di tangan seorang chef dia bisa menghasilkan masakan yang nikmat. Tapi di tangan yang salah dia bisa jadi alat mutilasi. Hiiii...
Jadi, semuanya kembali pada pilihan masing-masing. Buktinya, saya sering dapat ide, ilmu, motivasi, nasehat, bahkan hiburan dari program karya Mark Zuckerberg ini. So, like this yooo...



Continue reading ...

Jangan Makan Nasi!

0 komentar
Hiruk pikuk liburan sudah berakhir. Waktunya kembali ke aktifitas dan rutinitas. Meski tersisa rasa berat, harus tetap semangat!!.. Kemarin  ingat kalo masih punya pe-er  buat materi tentang Gerakan Pangan Non Beras Dan Tepung. Beberapa waktu lalu perusahaan kami  memang ditunjuk jadi tuan rumah untuk acara sosialisasi program itu. Dan karena organisasi Persatuan Istri Karyawan Petrokimia Gresik punya anggota yang lumayan banyak -sekitar 2500 orang-, nampaknya cukup menggiurkan untuk dijadikan target sasaran sosialisasi. Kami diharapkan bisa memulai program ini di bulan Januari 2013.  
Ketik...ketik...ketik...jadi deh materinya. Dan...saya pikir, ini perlu juga diketahui publik. So, saya akan share sebagian isinya di bawah ini : 


SOSIALISASI
GERAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN PANGAN
PERSATUAN ISTRI KARYAWAN PETROKIMIA GRESIK

Seperti diketahui, mayoritas penduduk Indonesia selama ini banyak mengkonsumsi beras dan tepung terigu sebagai sumber pangan pokok. Hal tersebut mengakibatkan ketergantungan dan kebutuhan yang tinggi pada beras dan gandum. Seiring bertambahnya jumlah penduduk Indonesia, kebutuhan ini semakin sulit dipenuhi. Bahkan bisa mengancam ketahanan pangan Indonesia. Di sisi lain, sebagai negara agraris kita mempunyai banyak hasil pertanian seperti ubi kayu, jagung, sagu, talas,  dan lainnya, yang bisa dikonsumsi sebagai sumber pangan pokok. Namun hasil pertanian ini belum dimanfaatkan secara optimal.

Selain itu, tubuh kita juga membutuhkan asupan aneka gizi dan nutrisi yang meliputi karbohidrat, protein, vitamin, mineral, dan lainnya. Tiap sumber pangan pokok memiliki kandungan nutrisi berbeda. Sehingga, untuk melengkapi  kebutuhan nutrisi, diperlukan konsumsi makanan yang beragam. Tentunya hal tersebut tidak akan tercapai apabila hanya mengkonsumsi satu jenis bahan pokok saja.

Menimbang hal-hal tersebut di atas, Pemerintah turun tangan dengan melakukan sosialisasi penganekaragaman pangan, melalui Gerakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP). Gerakan yang tertuang dalam Peraturan Presiden nomor 22 tahun 2009 ini, bertujuan untuk mencapai masyarakat Indonesia yang sehat, aktif, dan produktif, dengan mengkonsumsi  aneka makanan yang Beragam, Bergizi, Berimbang, dan Aman (3BA).

Selanjutnya, pemerintah melalui Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian menghimbau, agar masyarakat Indonesia mulai belajar untuk merubah pola pikir dan kebiasaan, bahwa nasi / beras bukanlah satu-satunya makanan pokok. Masih banyak sumber karbohidrat lain yang bisa dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan karbohidrat tubuh.
Berikut ini adalah beberapa contoh sumber pangan alternatif selain beras dan terigu:

1.    Singkong
Singkong mengandung banyak kalori, berkarbohidrat tinggi, namun memiliki kandungan protein rendah. Kandungan energi yang terdapat dalam 100 gram singkong sebesar 154 kalori. Singkong juga memiliki indeks glikemik rendah serta bebas gluten, sehingga sangat cocok untuk penderita diabetus melitus dan autis. Dibanding singkong putih, singkong yang berwarna kuning memiliki keunggulan kandungan provitamin A yang berfungsi sebagai antioksidan.
Selain dikonsumsi dalam bentuk aslinya, singkong juga dapat diproses menjadi tepung tapioka, tepung cassava, dan tepung mocaf. Atau diolah menjadi beras singkong, thiwul, dan lainnya.
Yang perlu diperhatikan dalam memilih singkong adalah, hindari yang mengandung warna kebiruan/kehitaman. Karena hal itu menunjukkan adanya kandungan asam sianida yang besifat racun bagi manusia.

2.    Jagung
Jagung bisa dikonsumsi secara langsung maupun diolah menjadi tepung jagung atau tepung maizena. Energi yang terkandung dalam jagung setara dengan beras. Selain itu jagung mengandung zat-zat yang dibutuhkan tubuh seperti gula, minyak, kalium, kalsium, fosfor, zat besi, vitamin A, B1, B6, dan C. Termasuk asam lemak esensial yang penting untuk pertumbuhan, kesehatan kulit, mencegah penyakit jantung dan stroke. Terdapat pula kandungan serat yang penting untuk menurunkan kadar kolesterol.
Namun jagung juga termasuk bahan pangan dengan Indeks  Glikemik sedang, karena memiliki kadar gula yang cukup tinggi.

3.    Sagu
Kandungan energi pada 100gr tepung sagu sebesar 355 kalori. Kadar protein, vitamin dan mineral lebih rendah dibanding makanan pokok lain, sehingga sebaiknya dikonsumsi bersama bahan-bahan lain yang memiliki kandungan gizi yang baik

4.    Kentang
Dibandingkan beras, kandungan karbohidrat, protein, lemak, dan energi kentang lebih rendah. Namun masih lebih baik daripada komposisi gizi umbi-umbi lainnya. Selain  kaya akan vitamin C dan B1, kentang mengandung berbagai mineral seperti kalsium, fosfor, besi, dan kalium. Sementara kandungan natriumnya sangat rendah, sehingga menguntungkan bagi kesehatan. Khususnya dalam mencegah hipertensi. Kentang juga baik bagi penderita diabetus melitus dan anemia. Energi yang terkandung dalam 100 gram kentang sekitar 80 kalori.

5.    Garut
Umbi garut memiliki tekstur lembut dan mudah dicerna. Itu sebabnya garut dianjurkan untuk dikonsumsi orang yang baru sembuh dari sakit, maupun pengidap autis.
Kadar proteinnya lebih rendah dari beras, namun setara dengan kadar protein yang terkandung dalam sagu, tepung singkong, tepung tapioka, tepung kentang, dan maizena.

6.    Talas
Kandungan karbohidrat pada talas cukup tinggi meskipun tidak sebesar beras dan singkong. Mengkonsumsi talas dapat mengurangi resiko gangguan jantung karena makanan ini tinggi kalium. Selain itu, talas juga meningkatkan kadar basa pada mulut sehingga bisa membuat gigi lebih kuat. Tetapi karena talas mengandung asam oksalat, sebaiknya dihindari oleh penderita gangguan ginjal, gout, atau rematoid arthritis.

Sebagai pembanding, di bawah ini adalah komposisi nutrisi yang terkandung di dalam beras :
Beras atau nasi menjadi makanan unggulan karena mudah didapat dan di olah, rasanya enak dan netral, serta mengenyangkan. Dalam 100 gram nasi terdapat 363 kalori energi, protein, vitamin, mineral, dan kalsium. Namun, nasi memiliki serat yang rendah, serta indeks glikemik yang tinggi sehingga dapat meningkatkan kandungan gula darah dengan cepat.


Demikian tadi beberapa contoh sumber pangan pokok beserta komposisi nutrisi yang terkandung di dalamnya. Setelah mengetahui bahwa ada banyak pilihan bahan pangan yang bisa memenuhi kebutuhan energi dan nutrisi tubuh, saatnya kita mulai membiasakan diri mengkonsumsi aneka bahan pokok tersebut. Sebagai langkah awal,  gerakan ini bisa dimulai dengan satu hari dalam seminggu, tanpa beras dan terigu. Sebagai pengganti, selama sehari itu, masyarakat bisa mengkonsumsi sumber karbohidrat lain seperti singkong, jagung, kentang, sagu, atau lainnya.

Gimana, tertarik mencoba? Jadi JANGAN MAKAN  NASI!!...sehariii aja dalam seminggu.


Sumber Artikel :
1.    Pangan Nusantara Dan Kearifan Lokal – Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Indonesia
2.    www.tempo.co
4.    pusatmedis.com
5.    Sajian Non Beras – Buklet Majalah Kartini



Continue reading ...
 

Copyright © arie widayanti Design by BTDesigner | Blogger Theme by BTDesigner | Powered by Blogger