Sabtu, 06 April 2013

Dag dig dug jelang Ujian Nasional

1 komentar
Anda yang putra/putrinya sedang duduk di kelas VI Sekolah Dasar (atau kls IX dan XII) pasti saat ini lagi dag dig dug. Harap-harap cemas menghadapi Ujian Nasional yang akan dilaksanakan bulan depan. Segala upaya rasanya pengen dilakukan (yang positif tentunya). Baik oleh orangtua, pihak sekolah, maupun si anak itu sendiri.

Sejak naik ke kelas VI (atau IX dan XII) mereka sudah dikondisikan untuk belajar, belajar, dan belajar. Pihak sekolah, tentunya ingin semua siswanya lulus dengan nilai memuaskan. Karena ini akan berpengaruh pada image sekolah tersebut. Segala carapun ditempuh. Mulai try out yang dilaksanakan secara kontinyu , sampai pembagian kisi-kisi soal UN. Dari sisi spiritual, sekolah juga kerap mengadakan mabit (menginap di sekolah untuk sholat lail dan berdoa bersama). Tidak ketinggalan, motivasipun disuntikkan kepada para siswa.


Lantas bagaimana dengan orangtua siswa?..Waahh..lebih panik lagi. Nggak bisa lihat si anak main atau bersanta-santai, bawaannya pengen komen melulu. "Ayo belajar! Jangan enak2an, UN sudah dekat. Kalo gak lulus gimana?" 


Duhai para orangtua...
Mari sejenak kita merenung..
Memang sih, sekarang standar kelulusan dipatok cukup tinggi. Dan lulus saja belum cukup. Karena setelah itu putra putri kita masih harus berjuang memperebutkan kursi di sekolah lanjutan. Di mana persaingannya cukup ketat, apalagi untuk sekolah-sekolah favorit.  (Jadi inget, tahun kemaren Efan harus bersaing dengan sekitar 930-an pendaftar sebuah SMUN di kota kami. Pagunya 330 siswa).
Sebenarnya -menurut saya-, kita tidak perlu terlalu panik kok. Karena sistem pendidikan sudah ditata sedemikian rupa. Dinas Pendidikan telah menyiapkan kisi-kisi soal UN. Kisi-kisi ini dibahas tuntas di sekolah.
Mulai semester 2, hampir tiap hari anak-anak dicekoki aneka soal dan try out. Soalnya bisa sampe ratusan lo.. Belum lagi di tempat les. Ketemu soal-soal juga. Eh, di rumah masih disuruh belajar lagi.  (Padahal mereka ini sepertinya sampe hafal bentuk soal yang akan muncul di ujian nanti. Bahkan mereka juga sudah dibekali trik untuk mengisi jawaban ujian).

Nah sekarang kebayang nggak? Gimana  jenuh dan capeknya. Kalau saja kita bisa melihat isi otak mereka. Barangkali kondisinya membara, atau malah kusut, mbulet dan ruwet. Atau jangan-jangan malah sudah korslet.
Mereka ini stress stadium akhir. So, rasanya tidak perlu lagi kita menambahkan stressing itu dengan kalimat yang merendahkan, mengancam, dan menakut-nakuti.
Tapi bukan berarti kita lantas membiarkan mereka semaunya sendiri tanpa usaha. Motivasi teteup dong.. 

Kalo kata Faiq , "Orang-orang tuh gak tahu gimana rasanya jadi kelas VI. Capek, bosen...". Hehe...sabar ya dek. Smoga upayamu dimudahkan Allah. Dan smoga ini kelak menjadi bekal untuk kebahagiaan dan keselamatan hidupmu di dunia akhirat. Aamiin. 
I always pray for you..
Continue reading ...

Selasa, 19 Februari 2013

One more time..bersama hiu yang murah senyum

2 komentar
Sudah cukup lama tidak lagi membacakan cerita sebelum tidur buat Eza. Karena sekarang, selain ritual baca ayat kursi, an Naas, al Falaq, al Ikhlas, dan mengulang hafalan surat pendeknya, dia lebih memilih mendengarkan cerita dari ayah. 

Nah, karena ayah sedang tugas keluar kota, semalam dia mengambil buku dan minta dibacakan. Dan buku yang dia ambil adalah..... sebuah buku tipis berjudul Smiley Shark. Hahaha...ketemu lagi. Ini adalah buku favoritnya sejak dia masih dalam gendongan. Gak tau sudah berapa kali aku membacakan buku ini. Bisa jadi sampai ratusan kali. Atau ribuan?..*halahh lebay.. Rasanya aku sampe hafal kata-kata yang ada di dalamnya. Malah dulu sampe bosen juga bacanya, karena dalam sehari Eza bisa minta dibacakan beberapa kali. 
Begini nih penampakan cover nya. Hhmm..lama gak ketemu, kangen juga sama si smiley shark.. :

sumber : google

Buku bilingual ini bercerita tentang seekor hiu ramah yang murah senyum. Dia kepingin bisa bermain bareng temen-temennya di laut. Tapi sayangnya, tiap kali dia mendekat dan mencoba menyapa sambil tersenyum ramah, makhluk-makhluk laut itu kabur ketakutan begitu melihat deretan gigi runcingnya. Dia begitu sedih, dan akhirnya memilih untuk berpuas hati hanya dengan memandang keceriaan teman-temannya dari kejauhan. 
Sampe suatu ketika, teman-temannya terperangkap dalam jaring seorang nelayan, dan menghiba minta tolong padanya. Satu-satunyanya cara yang dia tahu untuk menolong adalah dengan...TERSENYUM pada sang nelayan. Begitu melihat gigi runcing seekor hiu, nelayanpun histeris lantas kabur dengan meninggalkan jaringnya. Selamatlah makhluk-makhluk laut imut itu. Endingnya...mereka bisa menerima si smiley shark menjadi bagian dari mereka, dan bermain bersama.
Cerita yang sangat simpel. Aku juga heran, apa ya yang bikin Eza ketagihan sama buku ini.  Gak ada bosennya...

Dan seperti biasa, saat aku bacakan kalimat terakhir  yang berbunyi "Sekarang, di lautan yang dalam, hiu murah senyum dan teman-temannya bisa terlihat menukik dan mencebur, meliuk dan menghambur, melesat dan meluncur, diiringi bunyi debar debur dan...TERSENYUM"... Ezapun tertawa lebar. Ah senangnya...*jadi curiga, jangan-jangan yang dia ketawain adalah gaya membaca emaknya, bukan isi bukunya.
Itu buku favorit Eza. Apa buku favorit buah hati anda tercinta ?

Continue reading ...
 

Copyright © arie widayanti Design by BTDesigner | Blogger Theme by BTDesigner | Powered by Blogger