Minggu, 16 Desember 2012

Menikmati Masalah

0 komentar
Topik ini sengaja aku tulis buat temanku yang lagi galau. Gundah karena menghadapi masalah. Biasanya dalam kondisi kayak gini, seseorang cenderung merasa bahwa masalahnya adalah yang paling berat dibandingkan orang lain. Betulkah begitu ?

Mari kita analisa..
Bayi yang baru dilahirkan, menghadapi masalah bagaimana harus minum, kesakitan saat tumbuh gigi. Lebih besar lagi, dia harus belajar jalan. Berkali-kali jatuh, kadang sampai memar dan luka.
Tiba masa sekolah, dia dihadapkan pada segala macam teori dan rumus. Belum lagi harus  beradaptasi biar diterima lingkungannya. 
Lulus kuliah, pusing cari kerjaan. Dapat kerjaan, bingung lagi urusan pendamping hidup. Setelah dapet pasangan, menikah, punya anak, bla..bla...bla....pusing ini dan pusing itu.

So, what do you think?...
Yupz..Ternyata masalah datang pada siapa aja. Tanpa pandang usia, ras, agama, profesi, jumlah harta, atau apapun. kita semua senasib..sama-sama terbelit masalah. Bentuknya aja yang beda. Masalah keluarga satu, tidak akan sama dengan keluarga lainnya. Ada keluarga yang bermasalah di sisi finansial. Keluarga lain berlimpah materi, tapi dirundung penyakit. Yang lain lagi, keharmonisan rumah tangganya yang diuji. Atau anak-anaknya yang bermasalah. Nanti, selesai masalah satu, datang lagi masalah lain.
You see..sama kan? 

Nah sekarang..kalo sudah sadar bahwa masalah itu nempel pada tiap orang, seumur hidup pula*...Mesti gimana donggg..
Gak ada cara lain...kita harus MENIKMATI masalah itu. 
Menikmati?..Maksudnya?
Yaa..berdamai dan kendalikan... Jangan sampai kita yang dikendalikan . Atau yang lebih parah..diperbudak masalah...Gimana caranya?..
Let me share an experience..
Dulu..aku juga termasuk orang yang gampang panik dan stress. Kalo udah gitu, pasti maag kambuh dan sariawanpun bakal datang rombongan. Biasanya ayah akan  ketawa lihat manajemen stressku yang amburadul ini. Why?..Karna, (kalo ada arloji yang water resistant) suamiku ini tipe  stress resistant. Dalam tekanan tinggi, dia tetep cool..aja. Kualitas tidurpun gak terpengaruh. Beda banget sama aku yang langganan insomnia. Lama-lama aku ngiri juga.. dan tertarik buat nyontek gayanya.

Kalo aku amati, dia ini punya kadar keyakinan yang tinggi pada kebesaran dan kasih sayang Sang Rahman. Dia haqqul yakin bahwa tiap masalah pasti akan ada jalan keluarnya, bahwa kami akan mampu melaluinya. Dan kami akan baik-baik saja. Jadi, kenapa mesti diratapi. Yang selalu dia katakan adalah,"Bismillah, kita pasti bisa. Lihat aja nanti" (plus senyum dan peluk hehe..i like it).  Dan diapun  menjalani hari dengan ceria, kayak gak ada masalah gitu. Ajaibnya..kami memang selalu dapat jalan keluar. Biasanya saat putus asa mulai menyerangku. Saat di mana aku mulai sulit menyembunyikan mata yang merah dan bengkak .(Buat yang kenal aku, jangan ketawa ya. Hihi..aku juga bisa nangis kok).

Seiring waktu berjalan, akupun paham. Bahwa ternyata Allah sudah memilih skenario hidup terbaik buatku. Bahwa semua sudah diatur sedemikian rupa, tepat pada saatnya. Dalam kesulitan pasti Dia sertakan jalan keluarnya. Atau bisa jadi kesulitan ini sengaja Dia berikan, biar aku selalu ingat padaNya. Dan dalam sesuatu yang aku anggap kegagalan, selalu ada hikmah dan ganti yang lebih baik. Baik sesuai standarNya. Allah juga selalu memberi apa yang aku butuhkan, meskipun aku tidak selalu mendapat apa yang aku inginkan. Terus kenapa aku harus cemas ?

So, here I am... mulai bisa menikmati masalah , like my hubby did.
Sekarang aku punya mantra andalan "HasbunalLah wa ni'mal Wakil. Ni'mal Maula wa ni'man Nashir". Buat Allah, gak ada yang sulit ato mustahil kok.
Selanjutnya.. aku akan menertawakan masalahku.. seperti sepenggal syair lagu Jawa "ayo ngguyu...hahaha". Kemudian menjalani hari seperti biasa...menunggu jalan keluar dariNya (eh, tapi sambil berusaha lo ya..cuma gak pake nangis lagi). Dan hasilnya..sariawan dan maag pun jarang berkunjung.
Ini caraku..bagaimana cara kamu?
Semoga tulisan ini bisa menginspirasi dan membuatmu tersenyum lagi..


*Bahkan setelah matipun kita masih harus menghadapi urusan kubur dan pertanggungjawaban amal. Ini baru masalah..
Continue reading ...

Sabtu, 15 Desember 2012

Memasak itu... sesuatu banget

0 komentar
Ngomong-ngomong tentang memasak, banyak teman-temanku yang mengernyit heran. Jarang yang percaya kalo aku ini termasuk ibu rumah tangga yang baik dan benar, yang tiap hari memasak. Mereka pikir, aku yang kerjaannya wara wiri dan susah dicari di rumah ini tidak pernah berurusan dengan dapur. Hmm..pendapat yang bisa dimaklumi. Secara.. hari gini kan banyak ibu-ibu yang mengandalkan urusan ini pada  asisten rumah tangga, jasa rantangan, atau warung dan rumah makan yang bertebaran di mana-mana. 
Efan, anakku yang sulung pun dulu pernah nanya,"Ngapain sih ibu mesti masak? Kayak mamanya temen-temen gitu lo. Duduk nonton TV aja, yang masak embaknya". Kurang jelas apa sebabnya dia nanya ini. Karena pusing lihat ibunya yang gak pernah bisa duduk manis, atau lagi ganjen pengen ditemenin nonton TV.
Kenapa ibu mesti masak?... I'll tell you my dear...
Honestly...from the bottom of my heart...ibumu ini gak seberapa suka masuk dapur. Hehe..entahlah...kurang suka aja dengan bau bawang dan asap masakan. Berasa nempel di badan dan rambut. Dan musti mandi plus keramas setelah masak.
Tapi...for some reasons..ibu harus buang jauh-jauh rasa tidak suka itu. Karena ibu sangat menyayangi ayah dan anak-anak ibu. Apa hubungannya?
Gini, kalo ibu yang masak:

  • Ibu pasti akan pilih bahan-bahan yang baik dan segar. Yang paling penting harus HALAL. Ibu akan pelototin kemasan mentega, saus, pengembang kue, terigu, kaldu, sampai sosis dengan cermat. Apalagi yang import. Jangan-jangan mengandung ingredient hewani . Produk daging sapi, ayam, dan kambing lokal pun mesti hati-hati juga. Karena tidak semuanya disembelih dengan baik. Ingat, yang dilarang buat muslim bukan cuma babi. Binatang yang disembelih tanpa menyebut nama Allah juga termasuk (ini yang orang sering lupa).
  • Untuk proses memasak...kebersihan harus dijaga. Trus kandungan gizinya jangan sampai hilang. Pastinya ibu tidak akan menambahkan bahan-bahan yang berbahaya buat kesehatan.
  • Komposisi menu..ibu berusaha atur biar  bisa maksimal dan seimbang. Biar kebutuhan karbo, protein, lemak, vitamin, dkk terpenuhi. Juga mesti ngakalin gimana caranya meminimalisir minyak dan santan (ini penting banget buat ayah yang kolesterolnya tinggi). O ya, sebenernya masalah menu ini yang paling bikin ibu pusing tujuh keliling. Cari 1 masakan yang semuanya doyan..susah banget. Soalnya, selera kita berlima tidak sama. 
  • Satu lagi yang penting, ibu biasa tambahkan untaian do'a pada masakan ibu. Yang paling sering, adalah do'a agar makanan yang ibu masak bisa jadi sumber kekuatan dan kesehatan..untuk melakukan segala sesuatu yang mendekatkan diri pada Allah. Do'a agar siapapun yang menikmatinya akan selalu dalam penjagaan Allah.
Itulah alasan mengapa ibu memasak. Kalo keseringan beli, kok perasaan ibu ini dzolim sama keluarga. Karena ibu tidak tahu apa saja yang ada dalam makanan itu, terus prosesnya bagaimana.
Ibu tahu buat lidah anak-anak, emang lebih nendang makan mie instan, bakso, dkk ketimbang masakan rumah yang minus MSG. Tapi, atas nama kesehatan..maafkan kalo ibu jadi pelit. Makan di luarnya hari Minggu aja ya.. Karena pada hari itu, dapur kita tutup. Sama kayak kantor lainnya.
Buat teman-teman sejawat (ibu rumah tangga maksudnya), aku pernah baca di sebuah majalah (lupa apa namanya). Intinya begini,"saat kita menjadi dewasa dan keluar dari rumah ortu. salah satu hal yang sering kita rindukan dan membuat kita ingin pulang adalah masakan ibu. So, masakan kita yang mana...yang kelak akan dirindukan anak-anak kita".
Waduh...jadi mikir...

Gresik,15/12/12
Continue reading ...

Rabu, 12 Desember 2012

Perbedaan Pria dan Wanita

0 komentar
Tempo hari, aku menjenguk seorang tetangga yang sedang sakit bersama beberapa ibu di lingkungan rumah. Seperti biasa, obrolan kami mengalir. Dari mulai menanyakan kabar tentang sakitnya..sampai berkomentar tentang rumah si sakit yang terlihat berantakan. Tidak serapi biasanya. Tercetus kalimat, "Ya gini ini kalo perempuan sakit. Pasti rumah gak keurus. Laki-laki mah cuek aja". Topik pun berkembang semakin panas.
Sampai akhirnya aku bercerita tentang perbedaan karakter antara pria dan perempuan.
Aku bilang kalo :

  • Pria dan perempuan itu memang diciptakan beda sesuai fungsi yang mesti diemban masing-masing.
  • Pria hanya bisa fokus pada satu hal, sementara kita dalam satu waktu bisa masak sambil ngobrol di ponsel..masih sambil ngintip acara TV. Ini yang bikin kita gondok kalo suami gak merespon omongan kita pas dia lagi asyik baca koran. Kesannya dia tuh nyepelein banget..padahal memang sebenernya dia tidak mendengar.
  • Pria sering ketangkap basah sedang memandang perempuan lain. Taukah anda..itu karena sudut pandang pria sangat sempit. Ketika memandang , kepala mereka memang harus mengikuti obyeknya. Beda dengan kita. Jangkauan pandangan kita sampai 180 derajad. Dan sebenarnya.. frekwensi perempuan memandang pria, sama saja dengan pria yang memandang perempuan. Hayo ngakuu..
  • Perempuan jarang berterus terang. Dengan kata-kata kiasan, berharap pria tahu apa yang diinginkannya. Padahal pria bukanlah seorang paranormal. Mereka tidak suka menebak-nebak. Mereka hanya menangkap informasi berdasarkan kalimat yang diucapkan, bukan pesan tersembunyi di dalamnya.
  • Perempuan menyelesaikan masalah, emosi, dan rasa lelah dengan bicara. Sekedar curhat..solusi tidak penting. Sedang buat pria , berbicara adalah sarana untuk aktualisasi dan mencari solusi. Hasilnya, ketika seorang istri mengeluh capek tentang pekerjaan rumah yang tak ada habisnya, biasanya suami akan berkomentar,"ya udah, kalo capek istirahat dulu aja". Dan, sang istri akan semakin cemberut. Tahukah para pria, bahwa sebenarnya yang dibutuhkan perempuan hanyalah empati bukan solusi. Pelukan lembut diiringi ucapan, "capek ya?.." akan lebih manjur bagi perempuan.
  • Otak pria seperti wafel. Terkotak-kotak. Jadi kalo sedang ngomongin tentang mobil misalnya, mereka akan fokus di topik itu. Kalo perempuan...dari topik awal tentang anak, bisa loncat ke mode busana, ke gosip artis. Panjang...(teman-temanku di grup FB Finery pasti setuju dengan teori ini).
Bla..bla..bla, obrolan kami semakin seru. Sampai akhirnya semua terdiam..."Adzan Maghrib!!!  bubaaarr...". 
Diiringi celetukan,"Topiknya dilanjutin di arisan ya..", kami pun pulang ke rumah masing-masing.
Besoknya, tetanggaku telpon," Teorinya bener lo. Sudah aku buktikan".
Hehehe.. sebenernya masih banyak perbedaan karakter antara pria dan perempuan. Perbedaan inilah yang sering banget jadi sumber masalah, terutama dalam rumah tangga. Aku berharap, setelah mendengar ocehanku, semoga tetangga-tetangga jadi maklum. Bahwa ketika suaminya tidak merespon sesuatu seperti yang diharapkannya, bukan berarti suaminya tidak cinta lagi. Tapi semata-mata karena sudut pandang  dan karakter yang berbeda. So, tidak ada lagi kamus gondok, sakit hati, perasaan dicuekin, dkk.
Oh...betapa damainya...



Continue reading ...

Senin, 10 Desember 2012

Daging bumbu kemiri

0 komentar
Bingung mikirin menu buat makan malam... 
Clueless...masuk dapur, potong2 daging..
Daaann...akhirnya jadilah masakan ala ngaco  ini. Alhamdulillah ludes ....
Ini nih resepnya..


Bahan:
350gr daging sapi (aku pake lulur dalam). potong tipis melawan serat
2 btr kentang, potong melintang
1/2 sdt merica bubuk
2 sdm kecap manis
1 sdt saos tiram
1 ruas lengkuas, geprek
3 lbr daun salam
500 ml air
Gula dan garam secukupnya

Bumbu dihaluskan:
2 siung bawang putih
5 siung bawang merah
1/2 sdt ketumbar
5 btr kemiri

Cara memasak:
  • Tumis daging (tanpa minyak) sampai berubah warna.
  • Masukkan bumbu halus dan bumbu lain.
  • Tambahkan kentang dan air.
  • Masak sampai daging empuk dan air tinggal sedikit.
  • Koreksi rasanya, lebih enak kalo sedikit manis.
  • Matikan kompor dan sajikan.

Continue reading ...

Minggu, 09 Desember 2012

You and I...

0 komentar



You and I..
We are totally different
different character
different way to communicate
different idea
different book to read
different food to eat
so many differences
but, I find that..
by all these things
you complite my life

You are...
the shoulder to cry on
the ear to my chats
the sound to my words
the toe to my steps
the one to rely on

You and I..
two different creatures
living in a single  soul

Together...
we face the world
in happiness and sorrow
through thousand tears and laughters


*a note to someone i miss 

Continue reading ...

Jumat, 07 Desember 2012

PEREMPUAN VERSUS BELANJA

0 komentar
Ada yang bilang kalau perempuan dan belanja bagaikan 2 sisi mata uang yang tak terpisahkan. Tak percaya dan mau bukti? Tengok aja..dari mulai pasar tradisional, pasar kaget, bazaar, sampai mall, mayoritas pengunjungnya emang perempuan. Apalagi kalau tiba musim diskon. Bisa dipastikan perempuan akan sangat cepat tanggap dan merespon momen sakral ini. Kalau ditanya mengapa sampai segitunya?...saya sendiri yang notabene perempuan juga tidak tahu jawabannya. 
Nah, karakter inilah yang nampaknya disadari betul oleh pelaku industri. Maka, berlomba-lombalah mereka memproduksi berbagai jenis benda yang sangat menggoda kaum perempuan. Iklan produk fashion, kecantikan, sampe peralatan rumah tangga dibuat sedemikian rupa hingga meruntuhkan mata dan iman. Apalagi kalau ada embel-embel "SALE"..duh, rasanya jadi lupa kalo sebenernya dompet sudah tipis.
Untuk memastikan bahwa mereka akan selalu bisa berproduksi dan melakukan penjualan, jagat industri sangat kreatif. Mereka ciptakan trend. Dan atas nama trend, perempuan akan selalu membeli apa yang ditawarkan. Satu contoh..model celana. Sebelum ini yang sedang booming adalah celana model bootcut. Maka ketika hampir semua perempuan sudah punya celana jenis ini, diciptakanlah trend celana pensil yang ngepas badan itu. Hasilnya, bisa dipastikan..perempuan akan berburu trend baru ini. Dan lihat saja, celana pensil ada di mana-mana. setelah ini, pasti akan ada lagi model baru yang diciptakan. Ini baru soal celana. Belum lagi perkara model tas, baju, aksesoris..sampe jilbab. Begitupun masalah ponsel. Asal ada model baru dan mahal selalu diburu. Gak penting meskipun akhirnya cuma bisa mengoperasikan sms dan telpon aja (apa bedanya sama ponsel minimalis yak?..). Ujung-ujungnya perempuan sekali lagi, lagi, dan lagi...akan keluar uang demi memenuhi hasrat mempunyai barang model terbaru. Kalo enggak, takut ntar dibilang gak gaul, gak keren, jadul. 
Halooo para perempuan..sadarkah kalo kita ini sedang jadi target korban industri komersil. Sadarkah kalo kita ini mengejar sesuatu yang gak ada ujungnya. Sadarkah klo manajemen keuangan kita sering kacau balau gara-gara urusan belanja belanji ini?..
Sebenernya, mungkin aja kita pada sadar. Tapi ngerem hasrat belanja itu lumayan sussyaah..
Di bawah ini ada beberapa tip, yang mungkin bisa membantu pas hasrat belanja lagi  membara :

  1. Buat anggaran bulanan. Tetapkan anggaran untuk masing-masing keperluan. Misalnya anggaran pendidikan, fashion, rekreasi, dll. 
  2. Kalo mau belanja, buat catatan kebutuhan. Dan patuhi itu.
  3. Bawa uang secukupnya. Sebisa mungkin jangan gunakan kredit card. Karena setelah kena pajak, administrasi, dll..jatuhnya akan lebih mahal ketimbang beli cash.
  4. Manfaatkan momen sale. Lumayan kan..bisa lebih hemat.Tapi hati-hati, kadang ada toko yang bilang "SALE" padahal harganya sudah dinaikin dulu. 
  5. Kalo sudah mulai bernafsu pengen beli..pikir matang-matang. Itu barang mau dipake kapan, seberapa pentingkah fungsinya, atau cuma akan memenuhi lemari aja.
  6. Timbanglah, apakah barang yang mau dibeli itu satu kebutuhan atau keinginan. Karena keinginan tidak akan pernah habis.
  7. Untuk barang fashion (baju, sepatu, dsb), pilih yang bisa dipadu padankan. Biar kesannya punya baju banyak.
  8. Ingat..bahwa di luar sana ada banyak orang yang sangat kelaparan, gak bisa bayar sekolah anaknya. Sementara kita mengeluarkan sejumlah uang atas nama trend. Bayangkan bahwa uang itu bisa jadi cukup untuk makan sebuah keluarga selama beberapa hari..atau malah bulan.
Buat para pemilik toko..maap-maap saya bikin tips ini. Tapi jangan khawatir, masih akan tetap ada banyak perempuan yang tidak peduli dengan segala teori dan tips. Buktinya...liat aja poto di bawah ini..


Foto ini diambil di Stasiun Gubeng Surabaya, sepulang saya (duduk..yang pake kerudung lo ya, bukan bayi imut di belakang itu) dan teman-teman dari Yogya. Lihatlah..betapa banyak tas batik, kardus, dan tas plastik di sekitar kami. Itu berisi barang belanjaan yang tidak muat di koper. Kalo istilah kami "kopernya beranak". Cuma koper saya yang anaknya sedikit. Hanya satu kantong plastik isi makanan. Karena saya smart dan mempraktekkan tips di atas? .. bisa jadi.. Tapi yang jelas, ketika berangkat saya bawa koper dengan isi bawaan hanya separuhnya. Hehehe..

Gresik, 09/12/12
Continue reading ...

Rabu, 05 Desember 2012

AYO BELAJAR

0 komentar
Semester awal tahun ini, aku ikutan kursus pengembangan diri di sebuah institusi yang  sangat terkenal itu. Skala internasional gitu deh. Cukup seru, meskipun aku jd siswa ter"dewasa" di kelas. secara teman-teman aku rata-rata anak kuliahan or university graduated yang lagi prepare buat cari kerja. (ada juga sih yg dah kerja, tapi masih muda2 gitu. Tapi, biarpun paling tuwir, urusan semangat..wo...juara. 
Nah, pertanyaan yang paling sering muncul adalah....Setiap sesi kami biasanya diminta untuk memperkenalkan nama dan aktifitas kami. Of course dengan mantab aku menyebutkan "ibu rumah tangga" sebagai aktifitas utama. Di situlah orang mulai mengernyitkan dahi. Ibu rumah tangga???...Ngapain juga musti capek2 belajar tentang business etiquette, protokoler, personal growth, etc. Buat apa gitu?? Pantesnya kan ikutan kursus masak apa  jahit gitu. 

Ini nih yang paling bikin aku gemes. Yang bikin aku pengen tereak sekenceng-kencengnya biar seluruh dunia denger. Hallooww...kok kayaknya ibu RT itu sesuatu yang tidak membanggakan sama sekali. Sampe2, biasanya para ibu bilang, "cuma ibu rumah tangga kok.."(senyum malu2 mode on), ketika ditanya apa kegiatannya. Gile!!..ibu RT dibilang "cuma"..Sekarang aku nanya deh, di seluruh muka planet yang bernama bumi ini adakah universitas yang membuka jurusan IBU RT? (Kalo ada boleh deh bagi info ke aku). Ndak ada sekolahnya lo.. Tapi begitu nyemplung ke dalemnya,seorang perempuan mesti menghadapi banyak sekali persoalan. Karena sebagai manager RT, dia mesti memegang tanggungjawab berbagai urusan. Dari mulai urusan dapur, mengelola keuangan keluarga, mengasuh anak sampai bagaimana menjadi partner buat suami. (Kayak yang di iklan TV, seorang ibu adalah chef, dokter, guru les, etc).Berarti dia kan mesti menguasai ilmu cooking, nutrisi, manajemen keuangan, parenting, psikologi, dan banyak lagi. Karena kalau tidak, bagaimana dia bisa menyajikan masakan yang sehat dan bernutrisi utk keluarganya. Bagaimana dia akan mendidik anak2 dan menjawab pertanyaan2 ajaib mereka yang sering kali di luar jangkauan otak orang dewasa. Bagaimana pula dia bisa mengimbangi pembicaraan suami sekaligus menjadi supporter. Dan masih banyak bagaimana2 yang lain..Sekarang, masihkah ada yang berpikir bahwa untuk jadi ibu RT itu gampang. Kata orang"mengalir sajalah,nanti kan juga pasti bisa". Bisa sih bisa.cm..hasilnya beda kali ya..

Buat aku sih, seorang ibu RT adalah profesi yang sangat LUAR BIASA dan nggak mudah. Jam kerjanya gak jelas, gak ada upah lembur biarpun begadang semalaman nungguin anak sakit. Nggak akan dapat promosi meskipun anak2 tumbuh sehat dan juara kelas. Gak bakal dapet bonus saat menyajikan masakan yang maknyus dan rumah tertata dengan rapih.Yang ada, kalimat "gimana sih ibunya, ngapain aja..?" ketika anak sakit, ato rapornya kebakaran. Dari Senin sampe Senin lagi yang diadepin ya itu2 mulu. Beda banget kan dengan yang kerja kantoran. 

Jadi, menimbang semua hal di atas, menurutku WAJIB hukumnya buat para ibu RT untuk selalu belajar, selalu upgrade kualitas diri. Belajar?..kayak anak sekolahan aja..Hari gene..media buat belajar kan bejibun. Bisa dari buku, belajar ke Prof.Gugel, kalo perlu ikut2 seminar. Biar bisa jadi ibu RT yang profesional. Nggak mau kan kalo suami n anak2 lebih suka jajan ketimbang makan di rumah. Ato anak2 lebih suka ngobrol sm temen2nya gara2 kita dianggap nggak nyambung ama topik mereka. Or yang lebih parah lagi, suami lebih betah di kantor atawa malu ngenalin kita ke relasinya gara2 kita dianggap kuper. No,no,,,jangan sampe kejadian.

So, ayo para ibu..JANGAN BERHENTI BELAJAR..

Oya, mau tau harapanku? Aku pengen jadi istri yang bisa jadi partner,sahabat,dan kekasih suamiku. Aku juga pengen jadi sekolah untuk anak2ku. Tempat pertama yang mereka tuju untuk bertanya dan bercerita.Semoga aku bisa membantu suami dan anak2ku menemukan potensi mereka yang akan menjadikan mereka sebagai manusia2 hebat. Untuk itulah..aku akan terus BELAJAR..





(05/12/2012)

Continue reading ...

Sabtu, 24 November 2012

Menebar Manfaat

0 komentar
Kali ini saya pengen berbagi cerita tentang seorang sahabat yang menebar manfaat bagi lingkungan sekitarnya. Namanya Widya..

Sahabat ini (yg potonya ada di atas) adalah seorang sarjana yang tadinya sempat bekerja di institusi pendidikan di dekat rumahnya. Namun, karena merasa tidak cocok dengan sistem dan birokrasi yang ada.. akhirnya dia berhenti dari karirnya, dan untuk sementara membantu usaha suaminya di rumah. Begitu dia jalani beberapa saat. Sampai pada titik, dia merasa hidupnya tidak berarti karena tidak punya sarana untuk mengaplikasikan ilmu yang telah dipelajarinya. Dari sinilah Allah mempertemukan kami. Tepat pada saat saya membutuhkan pengajar untuk kursus baca tulis di lembaga pendidikan saya. Dan inilah kami...dua perempuan yang punya minat sama di dunia pendidikan, dua perempuan yang bermimpi untuk menebar manfaat, dua perempuan yang ingin hidupnya punya arti bagi lingkungan sekitar.
Di lembaga inilah, kami mencurahkan pikiran dan tenaga untuk membimbing para balita belajar membaca dengan cara yang menyenangkan. Sampai pada akhirnya, saya harus menghentikan operasional lembaga ini *kenapa?...lain kali akan saya ceritakan (he3..gak ada yang nanya yak?). Dan... kembali kami merasa sebagai manusia tak berarti dan tak bermanfaat.

Waktu terus berjalan.. Saya mengisi waktu dengan mengoptimalkan keterlibatan sebagai pengurus  organisasi ikatan istri karyawan di perusahaan tempat suami bekerja, ikut pelatihan ini dan itu, menebus waktu bersama anak-anak (karena sebelumnya sering ninggalin mereka). Tapi belum juga menemukan media yang tepat untuk berbagi manfaat.
Sementara Widya...telah menemukan dunianya kembali. 
Berawal dari mengajar membaca putrinya yang masih balita..sampai akhirnya beberapa tetangga bergabung belajar di rumahnya. Belakangan, teman-teman putranya yang duduk di SD juga ikut bergabung belajar bersama. Sore adalah waktu untuk belajar membaca para balita. Sedangkan siswa SD belajar setelah Maghrib. Saat ini jumlah muridnya sekitar 30 orang.
Dia dedikasikan waktu, tenaga, dan pikirannya secara cuma-cuma. Ya.. dia tidak memungut biaya sepeserpun pada murid-muridnya. Tetapi, meskipun gratis..bukan berarti asal-asalan. Widya tetap berupaya mengemas suasana belajarnya semenarik mungkin. Dia putarkan film yang mendidik, dia datangkan pendongeng,  dan kadang dia membagikan snack. Biarpun untuk itu harus rela merogoh koceknya. 
Tidak berhenti sampai di situ, dia juga ingin menambah wawasan ibu dari murid-murid balitanya. Dari hasil ngobrol berdua, akhirnya kami putuskan mengadakan diskusi tentang gaya belajar anak. Alhamdulillah diskusi ini berlangsung seru. Dan kami masih bermimpi untuk mengadakan diskusi-diskusi yang lain. Dengan harapan bisa sedikit membuka cakrawala berpikir para ibu yang ada di sana.


Widya masih terus mengajar..
Dan pelajaran yang saya dapat darinya adalah :

Bahwa dia adalah perempuan hebat yang piawai memanage waktu. D i sela kesibukan mengurus warung makan miliknya, dia sempatkan waktu untuk berbagi. Bayangkan, pagi dia harus belanja, kemudian memasak beraneka menu masakan, melayani pembeli. Sore mengajar membaca, malam mengajar siswa SD (he3..gak kebayang kalo saya yang harus begitu).

Bahwa dia murah hati. Karena meskipun tidak berlimpah materi, rela menyisihkan harta demi mensukseskan kelompok belajarnya. Sekedar diketahui, orangtua siswanya banyak yang lebih mapan secara finansial.

Bahwa dia tidak mudah patah semangat. Karena ternyata niatan berbuat baik tidak selalu ditanggapi dengan baik pula. Ada saja pihak-pihak yang merasa terganggu dengan adanya kelompok belajar gratis ini.

Bahwa menebar manfaat bisa dilakukan di rumah, tidak perlu  menunggu kaya.

Bahwa menebar manfaat harus dilandasi niat dan semangat kuat, serta pantang menyerah.

Bahwa saya masih terus berusahamenemukan pengganti dari "dunia" saya yang hilang.

"Khoirukum anfa'akum linnaasi"..Sebaik-baik kalian adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lain.
(24/11/12)
Continue reading ...
 

Copyright © arie widayanti Design by BTDesigner | Blogger Theme by BTDesigner | Powered by Blogger