Hiruk pikuk liburan sudah berakhir. Waktunya kembali ke aktifitas dan rutinitas. Meski tersisa rasa berat, harus tetap semangat!!.. Kemarin ingat kalo masih punya pe-er buat materi tentang Gerakan Pangan Non Beras Dan Tepung. Beberapa waktu lalu perusahaan kami memang ditunjuk jadi tuan rumah untuk acara sosialisasi program itu. Dan karena organisasi Persatuan Istri Karyawan Petrokimia Gresik punya anggota yang lumayan banyak -sekitar 2500 orang-, nampaknya cukup menggiurkan untuk dijadikan target sasaran sosialisasi. Kami diharapkan bisa memulai program ini di bulan Januari 2013.
Ketik...ketik...ketik...jadi deh materinya. Dan...saya pikir, ini perlu juga diketahui publik. So, saya akan share sebagian isinya di bawah ini :
SOSIALISASI
GERAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN PANGAN
PERSATUAN
ISTRI KARYAWAN PETROKIMIA GRESIK
Seperti diketahui,
mayoritas penduduk Indonesia selama ini banyak mengkonsumsi beras dan tepung
terigu sebagai sumber pangan pokok. Hal tersebut mengakibatkan ketergantungan
dan kebutuhan yang tinggi pada beras dan gandum. Seiring bertambahnya jumlah
penduduk Indonesia, kebutuhan ini semakin sulit dipenuhi. Bahkan bisa mengancam
ketahanan pangan Indonesia. Di sisi lain, sebagai negara agraris kita mempunyai
banyak hasil pertanian seperti ubi kayu, jagung, sagu, talas, dan lainnya, yang bisa dikonsumsi sebagai
sumber pangan pokok. Namun hasil pertanian ini belum dimanfaatkan secara optimal.
Selain itu, tubuh
kita juga membutuhkan asupan aneka gizi dan nutrisi yang meliputi karbohidrat,
protein, vitamin, mineral, dan lainnya. Tiap sumber pangan pokok memiliki
kandungan nutrisi berbeda. Sehingga, untuk melengkapi kebutuhan nutrisi, diperlukan konsumsi
makanan yang beragam. Tentunya hal tersebut tidak akan tercapai apabila hanya
mengkonsumsi satu jenis bahan pokok saja.
Menimbang hal-hal
tersebut di atas, Pemerintah turun tangan
dengan melakukan sosialisasi penganekaragaman pangan, melalui Gerakan Percepatan Penganekaragaman
Konsumsi Pangan (P2KP). Gerakan yang tertuang dalam Peraturan Presiden
nomor 22 tahun 2009 ini, bertujuan untuk mencapai masyarakat Indonesia yang
sehat, aktif, dan produktif, dengan mengkonsumsi aneka makanan yang Beragam, Bergizi, Berimbang, dan Aman (3BA).
Selanjutnya,
pemerintah melalui Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian menghimbau,
agar masyarakat Indonesia mulai belajar
untuk merubah pola pikir dan kebiasaan, bahwa nasi / beras bukanlah
satu-satunya makanan pokok. Masih banyak sumber karbohidrat lain yang bisa
dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan karbohidrat tubuh.
Berikut ini adalah beberapa contoh sumber pangan alternatif selain beras
dan terigu:
1. Singkong
Singkong
mengandung banyak kalori, berkarbohidrat tinggi, namun memiliki kandungan
protein rendah. Kandungan energi yang terdapat dalam 100 gram singkong sebesar 154
kalori. Singkong juga memiliki indeks
glikemik rendah serta bebas gluten, sehingga sangat cocok untuk penderita
diabetus melitus dan autis. Dibanding
singkong putih, singkong yang berwarna kuning memiliki keunggulan
kandungan provitamin A yang berfungsi
sebagai antioksidan.
Selain
dikonsumsi dalam bentuk aslinya, singkong juga dapat diproses menjadi tepung
tapioka, tepung cassava, dan tepung mocaf. Atau diolah menjadi beras singkong,
thiwul, dan lainnya.
Yang
perlu diperhatikan dalam memilih singkong adalah, hindari yang mengandung warna
kebiruan/kehitaman. Karena hal itu menunjukkan adanya kandungan asam sianida
yang besifat racun bagi manusia.
2. Jagung
Jagung
bisa dikonsumsi secara langsung maupun diolah menjadi tepung jagung atau tepung
maizena. Energi yang terkandung dalam jagung setara dengan beras. Selain itu jagung
mengandung zat-zat yang dibutuhkan tubuh seperti gula, minyak, kalium, kalsium,
fosfor, zat besi, vitamin A, B1, B6, dan C. Termasuk asam lemak esensial yang
penting untuk pertumbuhan, kesehatan kulit, mencegah penyakit jantung dan stroke.
Terdapat pula kandungan serat yang penting untuk menurunkan kadar kolesterol.
Namun
jagung juga termasuk bahan pangan dengan Indeks Glikemik sedang, karena memiliki kadar
gula yang cukup tinggi.
3. Sagu
Kandungan
energi pada 100gr tepung sagu sebesar 355 kalori. Kadar protein, vitamin dan
mineral lebih rendah dibanding makanan pokok lain, sehingga sebaiknya
dikonsumsi bersama bahan-bahan lain yang memiliki kandungan gizi yang baik
4. Kentang
Dibandingkan
beras, kandungan karbohidrat, protein, lemak, dan energi kentang lebih rendah.
Namun masih lebih baik daripada komposisi gizi umbi-umbi lainnya. Selain kaya akan vitamin C dan B1, kentang
mengandung berbagai mineral seperti kalsium, fosfor, besi, dan kalium.
Sementara kandungan natriumnya sangat rendah, sehingga menguntungkan bagi
kesehatan. Khususnya dalam mencegah hipertensi. Kentang juga baik bagi
penderita diabetus melitus dan anemia. Energi yang terkandung dalam 100 gram
kentang sekitar 80 kalori.
5. Garut
Umbi
garut memiliki tekstur lembut
dan mudah dicerna. Itu sebabnya garut dianjurkan untuk dikonsumsi orang yang
baru sembuh dari sakit, maupun pengidap autis.
Kadar
proteinnya lebih rendah dari beras, namun setara dengan kadar protein yang
terkandung dalam sagu, tepung singkong, tepung tapioka, tepung kentang, dan
maizena.
6. Talas
Kandungan
karbohidrat pada talas cukup tinggi meskipun tidak sebesar beras dan singkong. Mengkonsumsi
talas dapat mengurangi resiko gangguan jantung karena makanan ini tinggi
kalium. Selain itu, talas juga meningkatkan kadar basa pada mulut sehingga bisa
membuat gigi lebih kuat. Tetapi karena talas mengandung asam oksalat, sebaiknya
dihindari oleh penderita gangguan ginjal, gout,
atau rematoid arthritis.
Sebagai pembanding, di bawah ini adalah komposisi
nutrisi yang terkandung di dalam beras :
Beras
atau nasi menjadi makanan unggulan karena mudah didapat dan di olah, rasanya
enak dan netral, serta mengenyangkan. Dalam 100 gram nasi terdapat 363 kalori
energi, protein, vitamin, mineral, dan kalsium. Namun, nasi memiliki serat yang
rendah, serta indeks glikemik yang
tinggi sehingga dapat meningkatkan kandungan gula darah dengan cepat.
Demikian
tadi beberapa contoh sumber pangan pokok beserta komposisi nutrisi yang
terkandung di dalamnya. Setelah mengetahui bahwa ada banyak pilihan bahan
pangan yang bisa memenuhi kebutuhan energi dan nutrisi tubuh, saatnya kita
mulai membiasakan diri mengkonsumsi aneka bahan pokok tersebut. Sebagai langkah
awal, gerakan
ini bisa dimulai dengan satu hari dalam seminggu, tanpa beras dan terigu. Sebagai pengganti, selama
sehari itu, masyarakat bisa mengkonsumsi sumber karbohidrat lain seperti
singkong, jagung, kentang, sagu, atau lainnya.
Gimana, tertarik mencoba? Jadi JANGAN MAKAN NASI!!...sehariii aja dalam seminggu.
Sumber
Artikel :
1. Pangan
Nusantara Dan Kearifan Lokal – Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian
Indonesia
5. Sajian
Non Beras – Buklet Majalah Kartini